Pages

Thursday 7 April 2011

Istana Daendels vs. Uang




Istana yang dibangun pada masa Daendels masih berdiri kokoh di kawasan komplek Kementerian Keuangan, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Menurut sejarah, Istana yang diarsiteki Letnan Kolonel JC Schultze itu dulu disebut Groote Huise (rumah besar).

Istana Daendels (begitu banyak orang menyebutnya) sekarang mulai dijadikan cagar budaya, oleh karena itu pegawai kementerian keuangan banyak yang dipindah ke Gedung baru. Namun arsip arsip sejarah Kementerian Keuangan masih ada dalam Gedung Daendels. Pencetakan Nota Keuangan dan APBN pun masih dilakukan di gedung tersebut. Nuansa sejuk dan lenggang menjadi kelebihan dari Gedung itu dibandingkan gedung baru (juanda I dan II) yang dibangun pada 5 tahun terakhir.

Ruangan yang lebar dan plafon yang tinggi membuat pegawai terasa nyaman. Sebagai orang Jawa saya menyukai karakteristik bangunan yang memiliki langit langit tinggi. Menurut orang jawa kuno adanya korelasi antara tata ruang dengan cara pandang atau pikir seseorang. Dengan tata ruang yang lebar dan tinggi diharapkan memiliki pikiran jauh ke depan. Setidaknya bisa mewariskan pikiran dan ide ide ke generasi ke depan. Sesuatu yang tidak saya dapatkan pada Gedung baru yang memiliki ruangan kecil dengan sekat sekat dan langit langit yang tidak tinggi.

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla pernah berkomentar tentang korelasi tata ruang dengan cara pandang orang khususnya di Jakarta. Beliau berujar bahwa banyak demonstrasi di Jakarta salah satu disebabkan oleh terlalu padatnya penduduk di kawasan Jakarta. Memang, perumahan padat penduduk di Jakarta hanya berukuran rata rata sebesar 15 M2, dengan pola rumah tingkat. Jarak antar rumah di depannya hanya 4 m2. Dengan luas jakarta 661,52 km2 dihuni 10 juta penduduk.

Perubahan pemanfaatan Gedung Daendels sebagai museum dengan memindahkan semua para pegawai ke Gedung Baru menurut saya kurang tepat sekali. Banyak sekali Gedung Gedung lama peninggalan jaman Belanda akhirnya rusak karena tidak berpenghuni. Salah satu contoh adalah di kawasan Kota, Jakarta Pusat. Justru peninggalan tersebut akan lebih lestari apabila tetap dipergunakan dan diperhatikan pemeliharaannya. Faktor pemeliharaan memang suatu hal yang paling jelek di Indonesia. Contoh nyata Gedung peninggalan Belanda yang masih dioperasionalkan dan masih lestari adalah Gedung Kantor Pos yang terletak tidak jauh dari Istana Putih Daendels. Kementerian Keuangan memiliki gedung peninggalan jaman Belanda yang cukup banyak dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Hampir seluruh gedung Keuangan di wilayah Indonesia adalah peninggalan Jaman Belanda.

Yang terpenting sebenarnya adalah penghematan kas negara. Membangun gedung baru bukanlah prioritas utama dalam perekonomian Indonesia yang masih dalam tahap merangkak. Infrastruktur seperti jalan, jembatan seharusnya menjadi prioritas utama Pemerintah. Gedung yang perlu dibangun adalah Sekolah-sekolah, yang masih belum tersedia dengan cukup meskipun dana 20% APBN tercapai.

Judul asli: Gedung daendels dalam Sejarah Kementrian Keuangan
Oleh: Lisno Setiawan

Finalis Sayembara Cita-cita Proklamasi tahun 2010
http://www.rnw.nl/bahasa-indonesia/article/finalis-sayembara-cita-cita-proklamasi

No comments:

Chatt Bareng Yuk


Free chat widget @ ShoutMix