Pages

Showing posts with label ajaran. Show all posts
Showing posts with label ajaran. Show all posts

Monday, 30 March 2009

Al SituGintungany = Al Qashash 45

Politik duniawi dan politik langit. Politik duniawi yang dihias dengan berbagai macam cara, menjual ayat-ayat dan juga banyak intrik serta keluarnya uang triliunan rupiah ternyata masih kalah dengan Politik langit...

Al Qashash 45. Tetapi Kami telah mengadakan beberapa generasi, dan berlalulah atas mereka masa yang panjang, dan tiadalah kamu tinggal bersama-sama penduduk Mad-yan dengan membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka, te- tapi Kami telah mengutus rasul-rasul.

Tuesday, 10 February 2009

Syarat berfatwa

from : Someone at someplace

- Barangsiapa yang menduduki jabatan yang bertugas mengeluarkan fatwa hendaknya mengeluarkan mas kawin bagi jabatannya;
- Pembuat Fatwa bertanggungjawab langsung kepada Allah SWT;
- Fatwa harus dikeluarkan berdasarkan alhikmah, sehingga yang paling penting adalah muzakky (jiwa yang bersih), bukan pada referensi yang banyak untuk berlomba-lomba adu otak dan dalil;
Barangsiapa yang akan mengeluarkan fatwa hendaknya melakukan jinabat (an nisa' 49), hal ini untuk menyucikan diri dari segala kepentingan pribadi, kelompok ataupun politik.

"Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih? Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak dianiaya sedikitpun."
QS. an-Nisa' (4) : 49

Monday, 6 October 2008

Nyuwun Pangapunten itu....

" Banyak orang yang mendapatkan ucapan selamat idul fitri dari kerabat, rekan dan sanak saudara. Tetapi jarang sekali yang mendapatkan ucapan selamat dari Allah SWT (assalammursalin)"


Takbir berkumandang dan pula jidor (gendang besar yang biasanya ada di masjid-masjid jawa) bertalu-talu dengan irama sedikit nyaring. Tanda-tanda bahwa Ramadhan tahun ini telah usai dan sebaliknya idul fitri besok akan menjelang. Bulan syawal, semua warga muslim banyak yang bersuka ria, entah yang pada saat Ramadhan puasa atau tidak, entah juga yang sudah beli baju atau tidak, yang penting meriah. Setidaknya terlihat dari tumplek bleknya masyarakat sepanjang jalan dengan membawa truk bagian terbuka atau juga banyak anak-anak yang berjalan kaki berjejer membawa oncor (obor : bahasa indonesia) dengan berjejer rapi dan tampak sumringah. Sangat jelas kemeriahan itu di sepanjang jalan mulai dari Kediri sampai Mojokerto. Kebetulan saat itu saya lagi touring bersama seorang kawan dengan menaiki sepeda motor, sehingga pemandangan yang terjadi hanya dua kali setiap tahun (idul fitri dan idul adha) dapat saya nikmati dengan langsung. Meskipun harus dibayar mahal dengan kemacetan yang harus saya terima sepanjang pertigaan dalam perjalanan.



Setelah menghela lelah sejenak, dan subuh pun terjabar melalui ufuk-ufuk desa yang mencekam dalam dingin (huiisss...puitis bukan?, saya berangkat sholat Idul Fitri di sebuah masjid kampung. Saya bilang masjid kampung sebab masjid tersebut sebenarnya lebih tepat disebut musholla, karena biasanya bangunan disebut masjid (tulen) apabila digunakan untuk sholat jumat berjamaah, sedang masjid tersebut tidak digunakan saat sholat jumat pada setiap minggu. Seperti biasa, selesai sholat idul dilakukan khotbah idul fitri. Cukup mantap khotbah dari sang khotib. Belum selesai khotbah...sudah mulai mundur jamaah di samping saya. "Ada apa ya?" tanyaku dalam hati. Ternyata pada acara sholat idul fitri tersebut, ada pembagian makanan layaknya saat hajatan di kampung-kampung. Rasa sedap rawon daging pun menusuk hidungku membuat konsentrasi ke khotib pun buyar. Dan saya pun ikut mundur setelah doa diucapkan oleh sang khotib tanda acara sholat berakhir. Dari sebuah perbincangan yang tanpa tedeng aling, ada sebuah rumor bahwa pemberian itu dilakukan sebagai bentuk "sodaqah" memuluskan seorang kyai di daerahku sebagai calon bupati. Memang jabatan bupati di kabupatenku lagi lowong, karena sang bupati "nekad" mencalonkan gubernur dan sesuai peraturan beliau harus meninggalkan jabatan lamanya.


Sesampai di rumah, sebuah pesan sudah menumpuk. "taqaballahu minna waminkum
Mohon Maaf lahir dan batin, Selamat Hari Raya Idul fitri 1429 H" bunyi salah satu pesan dari seorang teman kantor dan masih banyak lagi pesan dengan nada yang sama. Setelah bersalaman dengan bapak ibu mertua dan istri, saya pun mulai mencicil ucapan via SMS dengan nada yang hampir sama dengan sang pengirim. Tampaknya SMS dalam idul fitri ini bisa menjadi Sama-sama Mulai Silaturahmi dan menjadi pita bunga bagi gerbang kemeriahan idul fitri.


Acara punten-puntenan (bermaaf-maafan : bahasa Indonesia) berlanjut di keluarga saya yang hanya berjarak 5 menit dari rumah mertua. Menurut adat Jawa, orangtua merupakan puncer (sumber keturunan) sehingga harus didahulukan, mungkin dikarenakan tradisi ini sehingga tradisi mudik menjadi sangat mendarahdaging di masyarakat kita. Setelah orangtua, baru ke sanak saudara yang lebih tua. Dengan demikian, sebagai anak bungsu saya seharusnya wajib keliling ke rumah ortu dan sanak saudara. Alhamdulillah saat ketemu di ortu semua sudah lengkap, jadi kewajiban itu saya gugurkan secara sepihak dengan alasan efesien (sebenarnya alasannya lebih pada hawa yang panas dan kendaraan yang sangat padat trafficnya). Tidak lupa juga tetangga-tetangga menjadi sebuah area yang secara hukum wajib untuk dikunjungi. Bagi saya tradisi ini juga membuat pelepasan kerinduan tempo dulu.


Sebuah tradisi pangapunten, begitu asyik untuk dijalankan. Bertemu muka merupakan sebuah rasa tersendiri, meskipun teknologi SMS juga bisa menjembatani acara bermaafan tanpa harus bertemu. Saya juga percaya pemintaan maaf yang tulus tidak bisa dinilai dengan bersentuhan dari kulit dengan kulit. Tapi hal itu tak menyurutkan bahwa memang tradisi mudik merupakan sarana pelepas kangen dan penghilang kejenuhan atas monotonnya hidup dalam rutinitas, meski tidak jarang juga mudik menjadi ajang pamer kekayaan. Tentu acara penghaspusan dosa antar sesamalah yang pastinya kita prioritaskan.


Tiitt...tiit..."Apa arti basuki rahmat, tanyakan ke bapak metuamu?" pesan masuk ke hpku dari seorang kyai. Waduh, mati aku....PR ini pasti berlanjut dengan tingkat yang lebih tinggi lagi. Duh Gusti kuatkan iman hamba yang sangat lemah ini !

Monday, 22 September 2008

Memaknai Zakat

oleh BAH

Zakat, salah satu ibadah azas yang mempunyai makna sosial. Banyak kitab-kitab yang mengulas mengenai zakat, baik secara kontemporer maupun liberal, baik mengenai sistematis maupun tentang hukumnya.


Saya disini hanya memberi pengertian tentang zakat berdasarkan ruh qurani. Dalil tentang zakat dan sholat di al Quran mayoritas digandeng, sejumlah 63 ayat yang menyebutkan tentang sholat dan zakat (dirikan sholat dan tunaikan zakat, dirikan sholat dan berinfaklah), hal ini pasti mempunyai maksud yang jelas yakni sholat dan zakat mempunyai otomatis jalan, sebagai contoh sholat adalah mobil dan zakat adalah bensinnya, ketika sholat jalan terus maka zakat seyogyanya juga jalan terus.



Setiap pendapatan bagi orang muslim adalah bruto, sedang yang menjadi halalan thoyiban adalah nettonya. Zakat sebagai pembuang kotoran atau reduksi dalam makhluk hidup, dan menghasilkan pribadi yang bersih. Peruntukan zakat untuk 8 kelompok itu hanyalah sebuah sistematis penitipan rejeki mereka kepada si kaya. Adapun cara teknis penyampain zakat adalah tersembunyi. Sebagai analagi saja, masak orang buang kotoran ngomong-ngomong, pasti malu bukan?


Tidak bermaksud menabrakkan pengertian diatas dengan pandangan jumhur ulama yang mengatakan zakat satu tahun sekali dan harus nyata dalam pelaksanaannya, tapi sekedar mengingatkan agar tujuan zakat yang nyata adalah fakir miskin tidak kelaparan.


Marilah kita bersama sholat dan diimbangi zakat, agar bisa sampai ke tujuan.


Friday, 19 September 2008

Thariqat dan sufi itu beda

Seorang guru penulis di Penanggungan memberi sebuah persepsi tentang sebuah thariqat yang sering dijadikan sebuah jalan menuju kepada Allah dengan mengatasnamakan jalan dari Syekh Abdul Qadir Jaelani, sering disalah artikan oleh banyak pihak, dan sudah lama terjadi perdebatan di kalangan ulama tentang hal ini.

Menurutnya, ada perbedaan antara thariqat dan sufi. Thariqat atau washilah (yang berarti jalan),seringkali mempunyai kecenderungan seperti di bawah ini :
(Ali Imran :78)
Sesungguhnya diantara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka mengatakan: "Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah", padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah sedang mereka mengetahui.
(Ali Imran:79)
Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani , karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.

Sufi (sebuah kata kerja), tasawuf (teori), adalah sebuah sikap menyucikan diri dengan jalan tidak mencintai dunia dengan segala hiasannya (tetapi tidak berarti menjadi fakir miskin), kita lihat kalam Allah :
(Ali Imran:92)
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.
(Al Qashash:77)
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni'matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

Pelajaran diatas didapat beliau setelah mendapat pengajaran dari Syekh Abdul Qadir Jaelani melalui mimpi.

Pastinya di dunia ini banyak persepsi yang ada, Semoga Allah menunjukkan jalan yang benar kepada kita semua. Amin

Friday, 12 September 2008

Lebaran atau Le(m)baran, baru

Seperti yang banyak yang anda ketahui semua, Lebaran sebentar lagi tiba, suasana gembira akan hari "kemenangan" dari puasa menjadi saat yang begitu spesial oleh banyak masyarakat kita. Bayangan sholat idul fitri bareng, orang bersalam-salaman, makan opor yang lezat, bercengkerama sama keluarga baik jauh, anak-anak kecil menghitung uang hasil muter-muter ke rumah tetangga,dan yang "sunnah muakad" adalah berbaju baru, klambi anyar gt lho.



Sebenarnya tak ada sebuah keharusan tentang tradisi berbaju baru dalam bulan Ramadhan (yang benar adalah memakai pakaian terbaik dari yang dimiliki seperti pada hadist nabi) tetapi tidak jarang itu menjadi sebuah privellege bagi kebanyakan masyarakat kita. Mungkin kita bertanya nakal, ah itu kan dulu nah sekarang bagaimana?Ya jauh sekali. Dulu mungkin hanya beli baju baru, sekarang tidak lagi baju baru yang menjadi tradisi. Uang harus baru-baru, pulsa harus baru sekaligus hpnya, sepeda motor juga kalau bisa baru dan kadang perhiasan juga harus baru-baru.


Perhitungan THR yang pas-pasan ditambah utang sana-sini akhirnya dapat mencukupi sebuah perayaan lebaran yang benar-benar meriah. Lebaran sendiri diambil dari bahasa jawa, lebaran itu berasal, lebar (dengan ejaan e seperti dalam kata lembut) yakni habis, artinya menghabiskan semua dosa-dosa yang pernah ada. Tapi sekarang ternyata kapitalis melanda kegiatan lebaran dengan cepat. Kata Lebaran sendiri akhirnya benar-benar menghabiskan kocek para kepala rumah tangga. Dari para kuli batu sampai para eksekutif muda pasti dibuat kelimpungan di saat menghadapai lebaran. Hanya itu mungkin beda antara anak kecil dan orang tua mengenai lebaran. Yang lain selaksa sebuah ceremony yang berulang-ulang.


Bagaimana setelah lebaran?adakah sama dengan hari biasa hanya perbedaan mempunyai baju (yang sudah tidak) baru, berkurangnya kocek karena ini itu dan puas berhaha hihi dengan selingan pamer pangkat, harta dan simbol duniawi semata?. Mungkinkah nilai intrinsik uang menjadi lebih dominan dari nilai ketakwaan yang menjadi simbol lebaran itu sendiri.


Sampai saat ini saya sendiri kadang masih bingung. Seringkali pertanyaan seperti : apakah benar Tuhan marah kepada umat kita sehingga untuk merasakan kulit ketakwaan saja begitu sulitnya?Apakah benar kita ini sudah dibutakan matanya sehingga jutaan umat tidak bisa melihat seberkas sinar lailatul qadar meski sudah dilalui puluhan tahun Ramadhan dengan begitu banyak biaya yang dikeluarkan saat lebaran?Benarkah dosa kita dimaghfirahkan sedang kita selalu menjadikan idul fitri bukan lagi bulan suci malah menjadi legitimasi untuk start berbuat dosa lagi. Sepantasnyakah kita mimpi pada level takwa sedangkan kita melihat para kyai dan umat lebih senang berebut simbol dunia daripada kursi keimanan?



Saya hanya berharap Allah memberikan sebuah karuniaNya kepada kita semua sehingga lebaran di negeri ini menjadi sebuah lembaran yang baik. Terbayangkan sepanjang tahun umat Islam seolah-olah terombang ambing, terlihat kumuh dan miskin, sering marah dan emosi dalam mengatasi masalah, dan semakin hari semakin pada jurang kemerosotan moral. Pastinya saya, anda dan umat islam lainnya mempunyai sebuah kesalahan (entah berapa prosentasenya?,tapi saya yakin sangat besar)sehingga "menyakiti" hati Tuhan dan Rosul. Marilah kita melawan nafsu diri sendiri sekedar untuk membuka lembaran baru yang lebih baik lagi. Semoga Gusti Allah mengijabahi dan menuntut kita ke jalan yang benar, lebih damai dan sejahtera.


Wednesday, 3 September 2008

Pengajian bulan Ramadhan di PBNU

Apabila ada yg berkenan ngaji kitab bersama kyai....berikut jadwalnya :
(dilaksanakan di PBNU mulai jam 15.30-17.30)

1. Rabu, 3 Ramadhan, Pembukaan oleh KH Hasyim Muzadi dengan tema “Kitab Kuning sebagai Referensi Hukum Islam: Perspektif Otoritas dan Otentitas”

2. Kamis, 4 Ramadhan, KH Makruf Amin, Puasa Ramadhan:Tinjauan Historis, Syariat dan Hikmahnya

3. Jum’at, 5 Ramadhan, Prof Dr KH Tolhah Hasan, Adat dan Tradisi dalam Syariat Islam “Reinterpretasi Sunnah dan Bid’ah” (1)

4. Sabtu, 6 Ramadhan, Prof Dr KH Tolhah Hasan Adat dan Tradisi dalam Syariat Islam “Reinterpretasi Sunnah dan Bid’ah” (2)

Untuk pengajian selanjutnya yang dijadwalkan, dibatalkan oleh panitia.

Thursday, 28 August 2008

Mongso Romadhon, tradisi dan toleransi

Mongso Romadhon. Bulan Ramadhan, begitu kegiatan sangat semarak khususnya di kampung-kampung halaman. Mungkin itulah pada saat Ramadhan tiba, banyak orang yang menjadi "korban" urban, yang harus kerja di kota-kota, akan berdatangan ke kampung halaman. Tentunya kebanyakan yang bekerja di sektor informal (pedagang, tukang ojek dan lain-lain yang tak kenal harus sendiko dawuh ke juragan).



Di kampung, setidaknya ada acara yang menjadi kehangatan tersendiri. Mulai dari ritual Munggahan (megengan-di jawa timur). Meski acara munggahan tidak pernah ada dalam sabda Rasul, tetapi tradisi tersebut sangat digemari oleh masyarakat. Tidak saja kaum muslim lho. Banyak umat lainnya, yang turut serta untuk ikut dalam acara tersebut. Dengan ditemani nasi tumpeng, dengan daun pisang muda sebagai piringnya, serta ikan-ikan pasar dan tahu tempe seolah pesta itu begitu sederhana, tapi kemeriahan tidak bisa disembunyikan dalam rautan wajah yang berkopiah dan pastinya cara makannya dengan tangan. Hangat khas kaum pedesaan.


Lain lagi ketika sudah Ramadhan tiba, habis buka puasa tiba. Acara kemeriahan baru dimulai. Puja-dan puji mengiringi adzan dan iqomah, begitu semarak, apalagi mikrofon menambah gema kemeriahan. Saat Ramadhan pembukaan, hampir sama dengan acara Olimpiadi atau PON (pekan olahraga nasional, seluruh badan langgar (musholla) habis dimakan jamaah, bahkan sering kali harus menggelar karpet atau tikar di halaman. Seolah tak mau ketinggalan dengan kemeriahan makmum, sholat tarawih yang jumlahnya 23 (dua puluh tiga) dijalani dengan sangat cepat. Tak jarang acara ini juga banyak memakan korban, kehilangan sandal. Dan inilah yang sering membuat saya menangis saat pembukaan ramadhan waktu kecil.


Acara selanjutnya adalah tadarus, membaca ayat-ayat Qur'an bergantian. Mikrofon pun menggema dan harus beristirahat sampai pukul 10 malam. Baru sekitar pukul 3, mikrofon bergema lagi. "sahur....sahur..Bapak-bapak, ibu-ibu sedaya....waktu menunjukkan jam 3 pagi, monggo sahur-sahur.....". Tidak itu saja, iringan beduk, antara harmoni dan tidak, bertaluh-taluh menggetarkan kuping untuk terbangun dari tidur dan melakukan sahur, tak jarang pula untuk ikut dalam kemeriahan.


Bagaimana kaum urban jika tidak pulang dan pilih tinggal di kota, karena kesibukan rutinitas yang tidak bisa tinggalkan. Seperti saya ini contohnya. Mungkin hampir sama dengan cerita diatas, meski kemeriahan-kemeriahan tidak seperti dalam nuansa yang guyub . Gema sahur pun bertalu-talu dengan suara microfon dan juga beduk sebagai penambah semarak.


Suasana kemeriahan memang akan sangat membangkitkan memori pada ramadhan. Tapi pernah tidak kita (sebagai warga muslim) berpikir apakah kegiatan kita ini tidak berlebihan?tidak menganggu saudara-saudara umat lain agama?dan apakah saudara umat lain agama itu "terpaksa" tidak menghiraukan kebisingan hasil dari kegiatan kita?


Pertanyaan-pertanyaan semacam itu pasti pernah ada dalam benak umat islam. Apalagi jika kita hidup dalam lingkungan yang heterogen seperti di kota. setidaknya saya sendiri mendapatkan jawabannya. Sebelumnya perlu diketahui keluarga istri saya (bapak dan ibu dari istri) adalah penganut Budha. Sedang saya dan istri adalah islam. Beliau sangat menghormati ibadah saya. Tapi tidak jarang beliau mengeluhkan (pastinya tidak vulgar) bahwa kebisingan dalam ramadhan sedikit banyak mengganggu. Perlu diketahui Musholla di perkampungan tempat tinggalnya, kegiatan tadarus dilakukan dengan micphone sampai pukul 10 malam, dan dilanjutkan dengan woro-woro sahur pukul 3 dini hari. Parahnya lagi pada saat pukul 3 dini hari itu masih juga dilakukan pembacaan ayat-ayat suci via radio yang disambung ke microphone. Pastinya suatu hal yang wajar jika kegiatan terganggu pada saat istirahart dimana besok akan kembali melakukan aktivitas rutin. Mendengar sedikit keluh kesah ini, saya jadi ingat cerita El Manik, artis yang menjadi muallaf, ketika sebelum masuk islam, saking jengkelnya dengar suara adzan di microphone pada waktu subuh, pernah berkata dalam hatinya waktu dalam pencarian agama "Ya Tuhan, berikanlah agama kepadaku asal bukan islam". Bahkan istriku yang juga seorang muallaf, pernah bertanya kepadaku "Mas, kenapa sih adzan itu harus pakai microphone?, apakah rumah orang yang sholat tuh jauh-jauh sehingga harus memanggil dengan suara keras?", Aku pun menjawab bahwa "Sebenarnya adzan itu adalah indah apabila kita mengerti artinya, sedang suara keras itu datangnya dari manusia untuk menandakan waktu sholat saja. bukan karena rumahnya jauh"


Dari pengalaman diatas, mari kita khususnya umat islam, untuk lebih "memakmurkan" ramadhan dengan cara yang lebih santun. Meski tidak mengurangi kemeriahan-kemeriahan ramadhan yang menjadi pesan memori bagi kita semua. Dan selamat menjalankan puasa pada Mongso Romadhon !


Thursday, 14 August 2008

Festival Sufi, Syech Hisyam dan Ahmad Dhani

Malam itu di pelataran Masjid Pondok Indah tak seperti biasa, ramai orang berjubel. Tampak pakaian gamis dengan topi/surban lancip mewarnai kerumunan di sekitar panggung yang berdiri di pas depan masjid. Ada apa gerangan?ya, Rabu tanggal 13 Agustus 2008 sebuah acara yang bertajuk Festival Sufi. Sebuah rangkaian acara yang diadakan oleh Ahmad Dhani, musikus Dewa 19 dan juga seorang penggiat sufistik untuk menyambut kedatangan guru sufinya dari Amerika yakni Syech Hisyam Rabbani.

Saya sendiri berangkat menuju ke tempat tersebut dari Berlan, Matraman dengan seorang Baladewa, atau lebih tepatnya Baladhani (sebutan untuk seorang yang mengidolakan Dhani), sebut saja namanya Mansyur, 30. Seorang warga asli Demak, Jawa Tengah ini benar-benar sangat antusias. Berpacu dengan kemacetan Jakarta yang benar-benar menggila saat pulang kerja (Wah ini penyakit klasik, yang tak tertangani meski gubernurnya adalah Sang Ahli/The Doctor....Gimane Bang !), dengan tikung sana tikung sini, dengan salip sana salip sini, henti sana henti sini, akhirnya kita datang juga. Meskipun sempat nyasar dari Metro Pondok Indah, dan bertanya kepada polisi baik hati yang dengan rela memberi tahu lokasi yang dituju. Dan akhirnya sampailah di masjid yang meski tidak terlalu besar tapi cukup artistik itu.

Sholawat salam kepada Nabi SAW dari jamaah Naqsabandiah membuka. Tampak dua orang meluncurkan ”kangen” Rosul dengan nada-nada yang indah. Sekitar satu jam penonton yang kebanyakan berpakaian ala muslim itu tampak santai dan menikmati acara dengan tertib. Jepret...jepret...kilatan dari kamera pun tak kalah menghiasi suasana.

Akhirnya, datang MC seorang cewek agak gemuk namun lincah dalam berkata-kata. Dia begitu fasih dengan personil artis RCM (menyebut personil The Rock, Andra and The Backbone, Mulan Jameela dan Dewa 19) dengan benar. Dan Ahmad Dhani, Sohibul Hajat, tancap gas bersama group ABGnya The Rock dengan lagunya ”Aku bukan siapa-siapa”, ”Kamu-kamulah surgaku” dan juga feat anaknya, Ahmad Al Ghazali atau sering disebut dengan Al, dengan lagu ”Munajat cinta”. Seperti diduga, banyak anak-anak yang maju ke panggung dan ikut bernyanyi . Lagu yang begitu sangat populer.

Setelah itu acara dilanjutkan dengan The Naqshbandi Haqqani Rabbani Whirling Dervishes of Indonesia ( Tarian Rumi ). Empat orang didampingi seorang mursyid, Arief Hamdani, dengan iringan lagu pujian kepada Allah dan Rasulnya, mulai berputar-putar. Pasti banyak yang berpikir, kok enggak pusing ya?Nah memang itulah keunikan tarian yang membutuhkan tingkat keseimbangan yang tinggi. Cukup memukau. Dan langsung diberi bonus tarian ala padang pasir yang sudah sering muncul di masyarakat kita. Dilanjut langsung dengan, Sholawat dari anggota Rabbani dari USA, yakni Ali, dengan mengajak masyarakat melantunkan puji-pujian tersebut. Yang saya heran, ketika Ali ngomong bahasa inggris kok masih banyak orang Jakarta yang tidak ngeh (wah ternyata orang pondok indah gk semua pinter cas cis cis hehehe). Tapi itu gk jadi soal karena sholawat bisa menjadi jembatan budaya antar bangsa.

Akhirnya acara puncak pun diberikan kepada Syaikh Hisham Kabbani ar-Rabbani qs, dengan didampingi seorang penerjemah dari Indonesia. Beliau berpesan kurang lebih seperti ini :
”Allah telah memberikan Alam ini kepada manusia secara gratis. Manusia diberi keistemewaan oleh Allah hidup di planet Bumi, bukan di Mars atau Venus yang tidak ada kehidupan manusia di dalamnya. Allah memberikan fasilitas ini dengan gratis.
Ada sebuah cerita, ketika Nabi SAW sedang melaksanakan sholat Jum’at, ada seorang Badui bertanya kepada Nabi ”Hai Muhammad, kapan hari penghisaban itu akan datang?kapan yaumul akhir akan datang?” Badui itu bertanya. Nabi SAW diam tak menjawab. Si Badui pun bertanya sampai 3 (tiga) kali. Malaikat Jibril pun membisiki Nabi SAW agar menjawabnya. Dan dijawab oleh Nabi SAW, ”apa yang telah kau persiapkan untuk perjalanan panjang itu?”, Sang Badui pun menjawab ”Dengan apakah saya bisa melewatinya” Nabi SAW menjawab ”dengan cinta, cinta Allah dan Rasulullah”, Badui pun menjawab ”Saya mencintaimu ya Rasulullah”, Nabi mengakhiri ”Butuh waktu 14 abad untuk mencintai.

Sebuah kisah yang unik, seorang badui memanggil Rasulullah di tengah khotbah Jumat dengan sebutan tanpa gelar, cukup Ya Muhammad. Dan Nabi SAW menjawab pertanyaan badui tersebut dengan ikhlas. Sangat jarang dijumpai pemimpin dunia sekarang yang mau menjawab pertanyaan umat. Mereka hanya mau muncul dan menjawab pertanyaan-pertanyaan di Televisi-televisi”

Ketika ceramah Syaikh Hisyam, dalam benak saya ini merupakan salah satu alasan mengapa jumlah islam di USA semakin melonjak, 8 juta orang Muslim yang kini ada di Amerika dan 20.000 rang Amerika masuk Islam setiap tahun (Demented Vision : 2007). Hal ini dikarenakan, cara dakwah di Amerika melalui metode cinta kasih, sebuah metodologi yang sebenarnya telah dilakukan di Nusantara pada saat walisongo. Sayang, perkembangan islam di Indonesia dewasa ini malah berkebalikan. Pembicaraan kebanyakan lebih mengarah pada syariat dan tertib hukum yang sangat keras dan tidak dibumbui dengan sikap kasih sayang yang merupakan perwujudan sifat rahman rahim Allah SWT.

Akhirnya acara ditutup dengan panampilan kaloborasi Dhani beserta Andra dan The Rock dengan backing vocal Dewi-dewi dan Mulan. Lagu-lagu ”satu” dan ”Bila surga dan neraka tak pernah ada” serta ”Laskar Cinta” mengubah panggung menjadi hiburan lagi. Setidaknya memberikan arti cinta yang bisa dimengerti oleh kaum non naqsabadniah.

Tuesday, 5 August 2008

Bintang Misterius Di langit jakarta

Berita di detik.com cukup asyik disimak, iya sebuah cerita langit bak kisah pecahnya krypton ke bumi kembali muncul di hadapan manusia bumi. Cerita tersebut seperti ini :
Anda menemukan cahaya misterius pada Minggu (3/8/2008) dini hari? Cahaya itu terdiri dari delapan titik dan bergerak-bergerak di atas kawasan Ciledug, Tangerang dan Jakarta.

Marcus Ngarbingan, warga Jalan Pondok Raya Pesanggrahan, Jakarta Selatan menceritakan, dirinya saat itu mengetahui adanya cahaya itu setelah dibangunkan anaknya, Calvin.

Dalam surat elektroniknya yang diterima detikcom, cahaya itu mulai terlihat sekitar pukul 01.00 WIB. "Sekitar jam 1 tengah malam, saya dikejutkan dan dibangunkan oleh putra saya Calvin ingin masuk kamar untuk mengambil kamera. Katanya dia dan teman-temannya melihat penampakan di udara," kata Marcus.

Lantas, Calvin mengajak Marcus ke lantai atas untuk melihat penampakan 8 cahaya terbang seperti bintang kecil-kecil, kelap-kelip. "Cahaya itu terang sekali. Diperkirakan jarak penampakan pada waktu pertama anak saya melihat sekitar 100-500 meter ke arah selatan. Berada diatas wilayah sekitar Deplu Ciledug, Tangerang," ujar dia.

Saat Marcus menyaksikan ke langit, cahaya tersebut berada dalam formasi dua-dua. Total ada 8 titik cahaya. Kedelapan cahaya itu bergerak-gerak, kadang menjauh, kadang mendekat. "Saat saya lihat, delapan titik cahaya itu sedang menjauh dan mulai meredup cahayanya dengan kekuatan cahaya 2-5 Watt. Kami melihat cahaya nya sekitar 2-3 menit kemudian lenyap," cerita Marcus.

"Anak saya girang sekali setelah ketegangannya hilang dapat menyaksikan penampakan tersebut karena sesuatu yang indah baru saja dia saksikan," tulis Marcus di akhir emailnya.

Tidak hanya Marcus yang melihat penampakan cahaya itu. Seorang warga juga melihat 8 cahaya itu dan telah memposting kesaksiannya di sebuah forum. "Terlihat 6-8 cahaya tak dikenal di langit Jakarta, melayang dalam satu kelompok. Beberapa berkelip, yang lain tidak," tulis dia.

Dia memperkirakan penampakan cahaya itu sekitar pukul 00.45 WIB, Minggu (3/8/2008) di atas Kompleks Bumi Pesanggrahan Mas, Ciledug. Dia sempat merekam penampakan cahaya itu dengan HP Sony Ericsson K850i dan telah mempostingnya di youtube.


Di daratan Asia yang masih kental tentang nalar magisnya (di belahan eropa dan amerika juga?) bisa jadi hal ini memiliki makna yang bermacam-macam. Mulai dari pemaknaan politis hingga ilmiah pasti ditanggung akan menjadi dagangan bak pisang goreng apabila diketengahkan di sebuah forum.

Apakah saya tergolong percaya magic?saya tidak bisa menjawabnya benar atau ya. Yang pasti saya mencoba tidak mendahului kehendak sang kuasa, karena apabila benar saya takut menjadi sombong, dan apabila salah, pastinya saya punya beban moral bagi orang-orang yang mempercayainya.

Setidaknya saya selalu bertanya tentang makna melalui agama yang saya anut serta juga rujukan ilmiah dari banyak ilmuwan. Kembali ke masalah bintang yang berada di atas jakarta, saya pun mendapatkan pelajaran dari seorang mursyid sebagai berikut :

(Al Mulk:16)
Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?,

(Al Mulk:17)
atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku?

(Al Mulk:18)
Dan sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasul-Nya). Maka alangkah hebatnya kemurkaan-Ku.


Semua kejadian pasti ada hikmahnya, pastinya itu bergantung atas tafsiran kita masing-masing tentang kejadian tersebut dan juga pula reaksi positif dari hal-hal yang dijadikan pertanda.


Thursday, 3 July 2008

Makanan psikhis

Dari : noname

Semua manusia didunia ini, tak ada yang tidak, membutuhkan makanan. Seringkali kita terkungkung definisi makanan adalah makanan duniawi atau disebutlah makanan fisik, suatu yang diperlukan oleh organ-oragan tubuh agar bisa bergerak dan melakukan aktifis keseharian. Kita lupa bahwa manusia itu juga membutuhkan makanan psikhis, makanan yang diperlukan oleh jiwa kita agar tetap sehat.

Apa itu makanan psikhis?
(63:9)

Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.

(63:10)

Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"

(63:11)

Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.


semoga kita semua dapat menjalankannya.

Tuesday, 6 May 2008

Sejarah Wahabi

Menanggapi banyaknya permintaan pembaca tentang sejarah berdirinya Wahabi maka kami berusaha memenuhi permintaan itu sesuai dengan asal usul dan sejarah perkembangannya semaksimal mungkin berdasarkan berbagai sumber dan rujukan kitab.kitab yang dapat dipertanggtmgjawabkan, diantaranya, Fitnatul Wahabiyah karya Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, I'tirofatul Jasus AI-Injizy pengakuan Mr, Hempher, Daulah Utsmaniyah dan Khulashatul Kalam karya Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, dan lain-lain. Nama Aliran Wahabi ini diambil dari nama pendirinya, Muhammad bin Abdul Wahab (lahir di Najed tahun 1111 H/699 M).

Asal mulanya dia adalah seorang pedagang yang sering berpindah dari satu negara ke negara lain dan diantara negara yang pernah disinggahi adalah Baghdad, Iran, India dan Syam. Kemudian pada tahun 1125 H / 1713 M, dia terpengaruh oleh seseorang Orientalis Inggris bernama, Mr. Hempher yang bekerja sebagai mata-mata lnggris di Timur Tengah. Sejak itulah dia menjadi alat bagi Inggris untuk menyebarkan ajaran barunya. Inggriis memang telah berhasil mendirikan sekte-sekte bahkan agama baru di tengah umat Islam seperti : Ahmadiyah dan Baha'i. Bahkan Muhammad bin Abdul Wahab ini juga termasuk dalam target program kerja kaum kolonial dengan alirannya Wahabi.
Mulanya Muhammad bin Abdul Wahab hidupdi lingkungan sunni pengikut madzhab Hanbali, bahkan ayahnya Syaikh Abdul' Wahab adalah seorang sunni yang baik, begitu pula guru-gurunya.Namun sejak semula ayah dan guru-gurunya mempunyai firasat yang kurang baik tentang dia bahwa dia akan sesat dan menyebarkan kesesatan. Bahkan mereka menyuruh orang-orang untuk berhati-hati terhadapnya. Temyata tidak berselang lama firasat itu benar. Setelah hal itu terbukti ayahya pun menentang dan memberi peringatan khusus padanya. Bahkan kakak kandungnya, Sulaiman bin Abdul Wahab, ulama besar
dari madzhab Hanbali, menulis buku bantahan kepadanya dengan judul As-Sawa'iqul Ilahiyah Fir Raddi Alal Wahabiyah. Tidak ketinggalan pula salah satu gurunya di Madinah, Syekh Muhammad bin Sulaiman AI-Kurdi us-Syafi'i, menulis surut berisi nasehat: "Wahai Ibn Abdil Wahab, aku menasehatimu karena Allah, tahanlah lisanmu dari mengkafirkan kaum muslimin, jika kau dengar seseorang meyakini bahwa orang yang ditawassuli bisa memberi manfaat tanpa kehendak Allah, maka ajarilah dia kebenaran dan terangkan dalilnya bahwa selain Allah tidak bisa memberi manfaat maupun madharrat, kalau dia menentang bolehlah dia kau anggap kafir, tapi tidak mungkin kau mengkafirkan As-Sawadul A'zhaui (kelompok mayoritas) diantara kaum muslimin, karena engkau menjauh dari kelompok terbesar, orang yang menjauh dari
kelompok terbesar lebih dekat dengan kekafiran, sebab dia tidak mengikuti jalan muslimin."

Sebagaimana diketahui bahwa madzhab Ahlus Sunnah sampai hari ini adalah kelompok terbesar. Allah berfirman ; "Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, kami biarkan'ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu (Allah biarkan mereka bergelimang dalam kesesatan) dan kami masukkan ia ke dalam jahannam, dan jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali." (QS: An-Nisa 115)

Salah satu dari ajaran yang (diyakini oleh Muhanmad bin Abdul Wahab, adalah mengkufurkan kaum muslim sunni yang mengamalkan tawassul, ziarah kubur, maillid nabi, dan lain-lain. Berbagai dalil akurat yang disampaikan ahlussunnah Wal jama'ah berkaitan dengan tawassul, ziarah kubur, serta maulid, ditolak tanpa alasan yang dapat diterima. Bahkan lebih dari itu, justru berbalik mengkafirkan kaum muslimin sejak 600 tahun sebelumnya, termasuk guru-gurunya sendiri.

Pada satu kesempatan seseorang bertanya pada Muhammad bin Abdul Wahab, "Berapa banyak Allah membebaskan orang dari neraka pada bulan Ramadhan?" Dengan segera dia menjawab, "Setiap rnalam Allah membebaskan 100 ribu orang, dan di akhir malam Ramadhan Allah membebaskan sebanyak hitungan orang yang telah dibebaskan dari awal sampai akhir Ramadhan" Lelaki itu bertanya lagi "Kalau begini pengikutmu tidak mencapai satu persen pun dari jumlah tersebut, lalu siapakah kaum muslimin yang dibebaskan Allah tersebut? Dari manakah jumlah sebanyak itu? Sedangkan engkau membatasi bahwa hanya pengikutmu saja yang muslim." Mendengar jawaban itu Ibn-Abdil Wahab pun terdiam seribu bahasa. Sekalipun demikian Muhamnad bin Abdul Wahab tidak menggubris nasehat ayahnya dan guru-gurunya itu.
Dengan berdalihkan pemurnian ajaran lslam, dia terus menyebarkan ajarannya di sekitar wilayah Najed. Orang-orang yang pengetahuan agamanya minim banyak yang terpengaruh. Termasuk diantara pengikutnya adalah penguasa Dar'iyah, Muhammad bin Saud (meninggal tahun I1 78 H/ 1765 M) pendiri dinasti Saudi, yang dikemudian hari menjadi mertuanya. Dia mendukung secara penuh dan memanfaatkannya untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Ibn Saud sendiri sangat patuh pada perintah Muhanmad bin Abdul Wahab. Jika dia menyuruh untuk membunuh atau merampas harta seseorang dia segera melaksanakannya dengan keyakinan bahwa kaum muslimin telah kafir dan syirik selama 600 tahun lebih, dan membunuh orang musyrik dijamin surga.
Sejak semula Muhammad bin Abdul Wahab sangat gemar mempelajari sejarah nabi-nabi palsu, seperti Musailamah
A I-Kadzdzab, Aswad Al-Ansiy, Tulaihah AI-Asadiy dll. Agaknya dia punya keinginan mengaku nabi, ini tampak sekali ketika ia menyebut para pengikut dari daerahnya dengan julukan Al-Anshar, sedangkan pengikutnya dari luar daerah dijuluki , Al-Muhjiirin. Kalau seseorang ingin menjadi pengikutnya,dia harus mengucapkan dua syahadat di hadapannya kemudian harus mengakui bahwa sebelum masuk Wahabi dirinya adalah musyrik, begitu pula kedua orang tuanya. Dia juga diharuskan mengakui bahwa para ulama besar sebelumnya telah mati kafir. Kalau mau mengakui hal tersebut dia diterima menjadi pengikutnya, kalau tidak dia pun langsung dibunuh. Muhammad bin Abdul Wahab juga sering merendahkan Nabi SAW dengan dalih pemurnian akidah, dia juga membiarkan para pengikutnya melecehkan Nabi di hadapannya, sampai-sampai seorang pengikutnya berkata : "Tongkatku ini masih lebih baik dari Muhammad, karena tongkatku masih bisa digunakan membunuh ular, sedangkan Muhammad telah mati dan tidak tersisa manfaatnya sama sekali. Muhamrnad bin Abdul Wahab di hadapan pengikutnya tak ubahnya seperti Nabi di hadapan umatnya, Pengikutnya semakin banyak dan wi1ayah kekuasaan semakin luas. Keduanya bekerja sama untuk memberantas tradisi yang dianggapnya keliru dalam masyarakat Arab, seperti tawassul, ziaraah kubur, peringatan Maulid dan sebagainya. Tak mengherankan bila para pengikut Muhanmlad bin Abdul Wahab lantas menyerang makam-makam yang mulia. Bahkan, pada 1802, mereka menyerang Karbala-Irak, tempat dikebumikan jasad cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib. Karena makam tersebut dianggap tempat munkar yang berpotensi syirik kepada Allah. Dua tahun kemudian, mereka menyerang Madinah, menghancurkan kubah yang
ada di atas kuburan, menjarah hiasan-hiasan yang ada di Hujrah Nabi Muhammad.


-- .. - ----'
Keberhasilan menaklukkan Madinah berlanjut, Mereka masuk ke Mekkah pada 1806, dan mcrusak kiswah, kain penutup Ka'bah yang terbuat dari sutra. Kemudian merobohkan puluhan kubah di Mina, termasuk kubah tempat kelahiran Nabi SAW, tempat kelahiran Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Ali,juga kubah Sayyidatuna Khadijah, masjid Abdullah bin Abbas. Mereka terus menghancurkall masjid-masjid dan tempat-tempat kaum solihin sambil bersorak-sorai, menyamyi dan diiringi tabuhan kendang. Mereka juga mencaci-maki ahli kubur bahkan sebagian mereka kencing di kubur kaum solihin tersebut. Gerakan kaum Wahabi ini membuat Sultan Mahmud II, penguasa Kerajaan Usmani, Istanbul- Turki murka. Dikirimlah prajuritnya yang bermarkas di Mesir, di bawah pimpinan Muhammad Ali, untuk melumpuhkannya. Pada 1813 Madinah dan Mekkah bisa direbut kembali. Gerakan Wahabi surut. Tapi, padaa awal abad ke-20, A1bdul Aziz bin Sa'ud bangkit kembali mengusung paham Wahabi. Tahun 1924,ia berhasil menduduki Mekkah, lalu ke Madinah dan Jeddah, memanfaatkan kelemahan Turki akibat keka1ahannya dalam Perang Dunia I. Sejak itu, hingga kini, paham Wahabi mengendalikan pemerintahan di Arab Saudi. Dewasa ini pengaruh geralkan Wahabi bersifat global. Riyadh mengeluarkan jutaan dolar AS setiap tahun untuk menyebarkan ideologi Wahabi. Sejak hadimya Wahabi, dunia Islam tidak pernah tenang penuh dengan pergo]akan pemikiran, sebab kelompok ekstrem ini selalu menghalau pemikiran dan pemahaman agama Sunni-Syafi'i yang sudah mapan.
Kekejaman dan kejahilan Wahabi lainnya ada]ah meruntuhkan kubah-kubah di atas makam sahabat-sahabat Nabi SAW yang berada di Ma'la (Mekkah), di Baqi' dan Uhud (Madinah) semuanya diruntuhkan dan diratakan dengan tanah dengan mengunakan dinamit penghancur. Demikian juga kubah di atas tanah Nabi SAW dilahirkan, yaitu di Suq al Leil diratakan dengan tanah dengan menggunakan dinamit dan dijadikan tempat parkir onta, namun karena gencarnya desakan kaum Muslimin International maka dibangun perpustakaan. Kaum Wahabi benar-benar tidak pemah menghargai peninggalan sejarah dan menghormati nilai-nilai luhur Islam. Semula AI-Qubbatul Khadra (kubah hijau) tempat Nabi Muhmmnad SAW dimakamkan juga akan dihancurkan dan diratakan dengan tanah tapi karena ancaman Intemational maka orang-orang biadab itu menjadi takut dan mengurungkan niatnya. Begitu pula se1uruh rangkaian yang menjadi manasik haji akan dimodifikasi termasuk maqom Ibrahim akan digeser tapi karena banyak yang menentang maka diurungkan.
Pengembmtgan kota suci Makkah dan Madillah akhir-akhir ini tidak mempedulikan sitUs-situs sejarah Islam. Makin habis saja bangllnan yang menjadi saksi sejarah Rasulullah SA Wdan sa~labatnya. Bangunan itu dibongkat'karena khawatir dijadikan
,'tempat kermnat. Bahkan sekarang, temp at kelahiran Nabi SAW terancam akan dibongkar untukper1uasall tempat pm'kiT.
Sebelunmya,lUmah Rasulullah pun sudah lebih dulu digusur. Padahal, disitulah Rasulullah bernlang-ulangmenerima wahyu.
Di tempat itu juga putra-putrinya dilahirkan selta Khadijah meninggal. '
Islam dengan tafsiran kaku yang dipraktikkan wahabisme paling punya andil dalam pemusnahan ini. Kaum Wahabi memandang situs-situs sejarah itu bisa mengarah kepada pemujaan berhala baru. Pada bullan Juli yang lalu, Sami Angawi, pakar arsitektur Islam di wilayah tersebut mengatakan bahwa beberapa bangunan dari era Islam kuno terancam musnah, Pada lokasi bangunan berumur 1.400 tahun Itu akan dibangun jalan menuju menara tinggi yang menjadi tujuan ziarah jamaah haji dan umrah.
”Saat ini kita tengah menyaksikan saat-saat terakhir sejarah Makkah, Bagian bersejarahnya akan segera diratakan untuk dibangun tempat parkir," katanya kepada Reuters. Angawi menyebut setidaknya 300, bangunan bersejarah di Makkah dan Madinah dimusnahkan selama 50 tahun terakltir. Bahkan sebagian besar bangunan bersejarah Islam telah punah semnljak Arab Saudi berdiri pada 1932. Hal tersebut perhubungan dengan maklumat yang dikeluarkan Dewan Keagamaan Senior Kerajaan pada tahun 1994. Dalam maklumat tersebut tertulis, 'Pelestarian bangunan- bangunan bersejarah berpotensi menggiring umat Muslim pada penyembahan berhala." (Mirip Masoni, bukan?) ,
Nasib situs bersejarah Islam di Arab Saudi memang sangat menyedihkan. Mereka banyak menghancurkan
peninggalan-peninggalan islam sejak masa Ar Rasul SAW.Smua JeJak upaya Rasulullah itu habis oleh modenisasi ala Wahabi. Sebaliknya mereka malah mendatangkan para arkeolog (ahIi purbakala) dari seluruh dunia dengan biaya ratusan juta dolar untuk menggali peninggalan-peninggalan sebelum Islam baik yang dari kaum jahiliyah maupun sebelumnya dengan dalih obyek wisata, Kemudian dengan bangga mereka menunjukkan bahwa zaman pra Islam telah menunjukkan kemajuan yang luar biasa, tidak diragukan lagi ini merupakan pelenyapan bukti sejarah yang akan menimbulkan suatu keraguan di kemudian hari.
Gerakan wahabi dimotori oleh para juru dakwah yang radika1 dan ekstrim, mereka menebarkan kebencian, permusuhan dan didukung oleh keuangan yang cukup besar. Mereka gemar menuduh golongan Islam yang tak sejalan dengan mereka dengan tuduhan kafir, syirik dan ahli bid'ah. ltulah ucapan yang selalu didengungkan di setiap kesempatan, mereka tak pernah mengahkui jasa para u1ama Islam manapun kecuali kelompok mereka sendiri. D ngeri kita ini mereka menaruh dendam dan kebencian mendalam kepada para Wali Songo yang menyebarkan dan mengis1amkan penduduk negeri ini.
Mereka mengatakan ajaran para wali itu masih kecampuran kemusyrikan Hindu dan Budha, padahal para Wali itu te1ah meng-Islam-kan 90 % pencluduk negeri ini. M'ampukah wahabi-wahabi itu mengIslamkan yang 10% sisanya? Mempertahankan yang 90 % dari terkaman orang kafir saja tak bakal mampu apalagi mau menambah 10 % sisanya. Justru mereka dengan mudahnya mengkafirkan orang-orang yang dengan nyata bertauhid kepada Allah SWT. Jika bukan karena Rahmat Allah yang mentakdirkan para Wali Songo tidak berdakwah ke negeri kita ini, tentu orang-orang yang menjadi corong kaum wahabi itu masih berada dalam kepercayaan animisme, penyembah berhala atau masih kafir. (Naudzu billah min dzalik).


Oleh karena itu janganlah dipercaya kalau mereka mengaku-aku sebagai faham yang hanya berpegang teguh pada AI-Qur' an dan As-Sunnah. Mereka berdalih mengikuti keteladanan kaum salaf apalagi mengaku sebagai golongan yang selamat dan sebagainya, itu semua omong kosong belaka. Mereka telah menorehkan catatan hitam dalam sejarah dengan membantai ribuan orang di Makkah dan Madinah serta daerah lain di wilayah Hijaz (yang sekaarang dinamakan Saudi). Tidakkah anda ketahui bahwa yang terbantai waktu itu terdiri dari para ulama yang sholeh dan alim, bahk.an anak-anak serta ba1ita pun mereka bantai di hadapan ibunya. Tragedi berdarah ini terjadi sekitar tahun 1805. Semua itu mereka lakukan dengan dalih memberantas bid’ah, padahal bukankah nama Saudi sendiri adalah suatu nama bid'ah; Karena nama negeri Rasulullah SAW diganti dengan nama satu keluarga kerajaan pendukung faham wahabi yaitu As-Sa'ud.

Sungguh Nabi SAW telah memberitakan akan datangnya Faham Wahabi ini dalam beberapa hadits, ini merupakan tanda kenabian beliau SAW dalam memberitakan sesuatu yang belum terjadi. Seluruh hadits-hadits ini adalah shahih, sebagaimana terdapat dalam kitab shahih BUKHARI & MUSLIM dan lainnya. Diantaranya: :'Fitnah itu datangnya dari sana, fitnah itu datangnya dari arah sana," sambil menunjuk ke arah timur (Najed). (HR. Muslim dalam Kitabul Fitan)
"Akan keluar dari arah timur segolongan manusia yang membaca AI-Qur'an namun tidak sampai melewati kerongkongan mereka (tidak sampai ke hati), mereka keluar dari agama seperti anak Panah keluar dari busumya, mereka tidak akan bisa kembali seperti anak panah yang tak akan kembali ketempatnya, tanda-tanda mereka ialah bercukur (Gundul)." (HR Bukhori no 7123, Juz 6 haI20748). Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Majah, Abu Daud, dan Ibnu Hibban)
Nabi SAW pernah berdo'a: "Ya Allah, berikan kami berkah dalam negara Syam dan Yaman," Para sahabat berkata: Dan dari Najed, wahai Rasulullah, beliau berdo'a: "Ya Allah, berikan kami berkah dalam negara Syam dan Yaman," dan pada yang ketiga kalinya beliau SAW bersabda: "Di sana(Najed) akan ada keguncangan fitnah serta di sana pula akan muncul tanduk syaitan." Dahim riway at lain dua tanduk syaitall ..
Dalam hadits-hadits tersebut dijelaskan, bahwa tanda-tanda mereka adalah bercukur (gundul); Dan ini adalah merupakan nash yang jelas ditujukan kepada para penganut Muhammad bin Abdul Wahab, karena dia telah memerintahkan setiap pengikutnya mencukur rambut kepalanya hingga mereka yang mengikuti tidak diperbolehkan berpaling dari majlisnya sebelum bercukur gundul. Hal seperti ini tidak pemah terjadi pada aliran-aliran sesat lain sebelumnya, Seperti yang telah dikatakan oleh Sayyid Abdurrahman Al-Ahdal: "Tidak perlu kita menulis buku untuk menolak Muhammad Abdul Wahab, karena sudah cukup ditalak oleh hadits-hadits Rasulullah SAW itu sendiri yang telah menegaskan bahwa tanda-tanda mereka adalah bercukur (gundul), karena ahli bid'ah sebelumnya tidak pernah berbuat demikian."AI-Allamah Sayyid Alwi bin Ahmad bin Hasan bin Al-Quthub Abdullah AI-Haddad menyebutkan dalam kitabnya Jala'uzh Zholam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abbas bin Abdul Muthalib bin Nabi SAW: "Akan keluar di abad kedua belas (setelah hijrah) nanti di lembah BANY HANIFAH seorang lelaki, yang tingkahnya bagaikan sapi jantan (sombong), lidahnya selalu rnenjilat bibirnya yang besar, pada zaman itu banyak terjadi kekacauan, mereka menghalalkan harta kaum muslimin, diambil untuk berdagang dan menghala1kan darah kaum muslimin” AI-Hadits ..
BANY HANIFAH adalah kaum nabi palsu Musailamah Al-Kadzdzab dan Muhammad bin Saud. Kemudian dalam kitab tersebut Sayyid Alwi menyebutkan bahwa orang yang tertipu ini tiada lain ialah Muhammad bin Abdul Wahab. Adapun mengenai sabda Nabi SAW yang mengisyaratkan bahwa akan ada keguncangan dan arab timur (Najed) dan dua tanduk setan,
sebagian, ulama mengatakan bahwa yang dimaksud dengan dua tanduk setan itu tiada lain adalah Musailamah AI-Kadzdzab dan Muhammad Ibn Abdil Wahab. Pendiri ajaran wahabiyah ini meninggal tahun 1206 H/ 1792 M.

Catatan : Diambil dari rubrik Bayan, majalah bulanan Cahaya Natawiy No. 33 TIL III Sya'ban 1426 H I September 2005 M.

Monday, 24 March 2008

Memayu Hayuning Bawono

Ajaran Memayu hayuning bawono saya dengar dari Budya Pradipta, dosen UI yang bertempat tinggal di kompleks UI Ciputat. Saya sering bermain ke rumahnya karena kebetulan dia teman paman saya.

Menurut beliau, Memayu hayuning bawono berasal dari Kata Memayu yang mempunyai kata hayu dasar (cantik, indah atau selamat) dgn mendapat awalam ma menjadi mamayu (mempercantik, memperindah atau meningkatkan keselamatan) yg diucapkan sering-sering sebagai memayu.

Kata Hayuning berasal dari kata hayu dengan mendapatkan kata ganti kepunyaan ning (nya) yg berarti cantiknya indahnya atau selamatnya (keselamatannya) terjemahan bebasnya dari memayu hayuning : mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan.

Kata Bawono berarti dunia dalam pengertian dunia batin, jiwa atau rohani. Sedangkan untukpengertian lahiriah ragawi, atau jasmaniahnya dipergunakan kata buwono yg berati dunia dlm arti fisik. Bawono terdiri dari tiga macam arti dan makna yaitu :

- Bawono Alit (kecil) yg bermakna pribadi dan keluarga
- Bawono Agung (besar) yg berati masyarakat, bangsa, negara dan international (global)
- Bawono Langgeng (abadi) adalah alam akhirat

Secara keseluruhan terjemahan bebas dari Memayu Hayuning Bawono adalah mengusahakan (mengupayakan) Keselamatan, Kebahagiaan, dan Kesejahterann Hidup di Dunia. Sepi ing pamrih, Memayu Hayunig Bawono (credo) Sepi ing pamrih rame ing gawe, Sastro Cetho Harjendro Hayuning Bumi.

inti sari buku Memayu Hayuning Bawono yang di tulis oleh Bapak DR. Budya Pradipta yang pernah juga disampaikan di Global Summit (Pertemuan Puncak Dunia) sebagai agenda for Action bagi United Religions Inisiative. Bagi Bangsa Indonesia peristiwa tersebut merupakan tonggak sejarah dan prestasi yang luar biasa, karena baru pertama kali dalam sejarah kehidupan Manusia Indoesia, bahwa Memayu Hayuning Bawono diterima oleh Dunia International sebagai agenda tindakan.

United Religions percaya bahwa maksud dan tujuan lembaga kemanusiaan dan sistem sosial adalah Memayu Hayuning Bawono (MHB): "Mengusahakan Keselamatan, kebahagiaan, dan Kesejahteraan Hidup di dunia. Ini kita interpretasikan sebagai peningkatan dan menyebarluaskan, kesejahteraan, pengembangan kerohanian dan kesucian dalam keluarga,

Sedikit saya berikan hasil diskusi antara Budya Pradipta (yang berwawasan kejawen) dengan Bambang Agus H, paman saya (yang berwawasan santri) :
- Menurut BP, Sebuah pendekatan alternatif kepercayaan dikarenakan adanya kekurangpuasan dari jawaban pemuka agama-agama besar atas pertanyaan warga yang bersifat kritis, sedang BAH menyatakan inisiatif manusia seharusnya ditujukan untuk menuju keridhaan gusti Allahl;
- Kedua sepakat Perlambang memahyu hayuning bawono yang menggunakan lambang dan sastra jawa tidak mengurangi rasa kepercayaan terhadap ketuhanan terhadap Tuhan YME;
-Memahyu hayuning bawono adalah sebuah istilah lain yang dalam kata santri yakni rahmatal alamin.

Tuesday, 11 March 2008

Kolom Sufi : cerita seorang pelayar

Suatu ketika ada 3 (tiga) orang yang berlayar di samudera. Ketiga pelaut tersebut berlayar untuk mencari sumber mineral yang digunakan untuk modal kehidupan di masa mendatang. Namun di tengah-tengah laut terjadilah suatu badai yang hebat sekali. Ketika terjadi badai berbagai macam tingkah dari para pelayar pada saat badai yang terjadi disertai hujan dan petir yang hebat. Salah seorang pelayar takut dan panik dalam hatinya "wah aku akan mati nih", salah seorang lagi berdoa dengan hati takut berkata "Tuhan berikan aku nyawa setahun saja untuk membesarkan anak-anakku sehingga mereka tumbuh menjadi anak sholeh", lain lagi yang satu pelayar ketiga ini tidak takut dan menyerahkan semua kepada Tuhan yang terbaik.

Di luar dugaan pelayar ketiga menceburkan pelayar pertama yang takut akan badai dan setelah itu tanpa bersalah pelayar ketiga bersiul asyik. Pelayar kedua meski heran dia tidak betindak apa-apa karena ketakutan pada badai dan hanya bisa berdoa saja.

Setelah itu, badai usai dan kedua pelayar sampai di daratan. Akhirnya mereka pun mendapatkan sumber mineral yang diinginkan. Pelayar kedua memutuskan untuk tinggal dan lupa untuk kembali ke rumah dengan asyik bersama pacar2nya yang puluhan. Sedang pelayar ketiga kembali lagi ke kampungnya hanya dengan uang seperlunya dan sebuah tawakal di hati.

Tuesday, 5 February 2008

Filosofi Tumpeng dari Sunan Kudus

tumpeng
Dalam masyarakat Indonesia khususnya di daerah Jawa pasti sering ditemui tumpeng. Ya, acara tumpengan biasanya dilakukan untuk memperingati pesta-pesta rakyat seperti kelahiran, mantenan (pernikahan), bahkan kematian. Menu masakan yang terbuat dari bahan dasar makanan pokok sehari-hari nasi dan lauk pauk pasaran seperti ayam, tempe dan tahu serta sayur-sayuran sangat digemari oleh masyarakat.

Tapi hanya sedikit mengerti apa filosofi dari tumpeng itu sendiri. Tumpeng yang berbentuk kerucut dengan ujung semakin keatas semakin runcing mempunyai makna ekonomi yang sangat luas. Mungkin sebelumnya kita mengenal makro ekonomi kita dengan trickle down effect yang secara singkat dapat dijelaskan adalah pertumbuhan ekonomi digenjot sedemikian rupa dan diharapkan pertumbuhan tersebut akan merata ke seluruh lapisan masyarakat. Nah filosofi tumpeng adalah kebalikan dari makro ekonomi yang dikembangkan oleh RI pada masa orde baru. Menurut filosofi tumpeng ekonomi harus disesuaikan dengan porsi kebutuhan masyarakat, jadi secara singkatnya pelaksanaan yakni untuk kalangan kecil (bawah) yang mayoritas disediakan dana yang besar untuk meningkatkan sektor riil, sedang untuk kepentingan tingkat atas (yang kecil jumlahnya, dan biasanya bekerja di sektor formal) disediakan dana yang porsinya sesuai.Mungkin pertanyaannya apa bisa begitu?Tapi saya memberikan jawaban apakah memang tidak seharusnya begitu, kecuali kita mengenal ekonomi kapitalis.

Oleh karena itu, tidak perlu heran pada masa Walisanga, masyarakat sejahtera dan dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat baik dari segi jasmani dan rohani.

Chatt Bareng Yuk


Free chat widget @ ShoutMix