Pages

Thursday 11 April 2013

Cita Rasa pada Lintasan Sejarah



“Karena tak seorangpun yang mencintaiku seperti yang kuidamkan, aku mulai mundur. Kenyataan-kenyataan yang kulihat dalam duniaku yang gelap hanyalah kehampaan dan kemelaratan. Karena itu aku mengundurkan diri kedalam apa yang dinamakan orang Inggris : Dunia Pemikiran. Buku-buku menjadi temanku. Dengan dikelilingi oleh kesadaranku sendiri aku memperoleh kompensasi untuk mengimbangi diskriminasi dan keputusasaan yang kekal inilah aku mencari kesenanganku. Dan di dalam itulah aku dapat hidup dan sedikit bergembira” Soekarno

Kemiskinan tidaklah selalu identik dengan kesengsaraan yang mendalam, sebaliknya menjadikan sejarah awal yang indah. Lihat saja Soekarno. Beliau terlahir dalam keadaan yang miskin tapi dapat berjuang menjadi seorang yang memiliki sukses atau saya ingin menggunakan kata “bercita rasa tinggi”. Ahh itu sih contoh orang-orang besar. Bagaimana kalau saya ajukan contohnya adalah orang kecil seperti saya. Ya, saya nama Lisno Setiawan, lahir 30 tahun silam di Mojokerto. Kemiskinan bagi saya adalah sejarah awal yang indah, tapi dengan satu syarat kita harus mau membaca. Lho kok membaca? ya, kita harus mau membaca tanda-tanda alam, membaca takdir ilahi dan tentu juga membaca buku.

Buku adalah sebuah ruang yang bisa menerbangkan pikiran kita keluar dari dimensi waktu dan tempat. Bukan suatu kebetulan apabila hatiku tertambat pada kegiatan membaca, tapi ada buntutnya nih harus bercita rasa tinggi. Bagi saya cita rasa adalah penting. Satu dari sederet penerbit yang memiliki cita rasa tinggi adalah mizan. Penerbit dengan lambang timbangan yang tepat lahir selama 30 tahun (ihhh kok mirip-mirip ya ama usia saya) itu pertama kali menawan hatiku pada waktu berseragam biru abu abu dengan buku-buku tasawufnya, yang tidak saja menyejukkan hati tapi membawa diri melayang bersama pikiran-pikiran sang sufi seperti Imam Al Ghazali. Kalimat-kalimatnya seolah menjadi wejangan yang termaktub secara tekstual melebihi peraturan OSIS yang selalu terpampang di mading sekolah. 

 
Ketika teman-teman menghabiskan waktu untuk menstarter motor baru, maka saya mulai mestarter aktivitas baca buku di perpustakaan sekolah, bahkan tidak puas di situ saya lanjutkan di perpustakaan dekat pasar. Bahkan ketika berduaan dengan pacar pun tempat baca selalu menjadi tempat favorit untuk memadu kasih. Tentu saja selain alasan hemat biaya dan jauh dari godaan syaiton nirrozim apabila di tempat-tempat lain. Tapi siapa yang berani bilang Kalau tempat baca tidak sekeren tempat wisata? Inilah lagi-lagi cita rasa. Tidak harus mahal perkara cita rasa, tapi jelas akan menjadi pembeda.


Begitupun dengan pilihan bacaan, tentu saja orang dengan instingnya tersendiri akan mudah menebak cita rasa seseorang dari segi bacaan. Ketika saya lulus SMA dan harus mengenyam pahit getir hidup di Ibukota, kegilaan akan membaca buku terpuaskan. Saya sengaja kos di daerah berlan, itu tuh daerah yang suka tawuran dekat matraman hanya biar terpuaskan baca-baca buku gratis di toko buku gramedia. Hampir dua kali seminggu saya mengubek-ubek buku, dari berbagai tema dari berbagai penerbit. Selain itu, saya juga suka bertandang ke kedai tempo di jl utan kayu serta di Blok M, hanya untuk hunting buku-buku berkualitas. Tapi penilaian saya tentang buku keluaran mizan masih sama, bercita rasa tinggi. Lihat saja  buku seperti "Islam, Kemodernan dan Keindonesiaan" karya Nurcholis Madjid. Benar benar excelent.  Bagi saya buku haruslah memiliki dua unsur: 1) Keseimbangan, artinya harus memiliki asas pemahaman yang tidak sekterian dan tidak memihak, sehingga dapat menyajikan keadaan yang harmonis sehingga membentuk masyarakat yang rahmatan alamin (dalam istilah jawa : Memayu hayuning bawono. 2) Kebijaksanaan, artinya dapat diambil hikmah-hikmah yang dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam kehidupan. Buat apa baca banyak-banyak kalau cuma soal urat dan maksiat. Hehe. Yang pasti Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu, bahkan bagi kita yang baru berusaha mencari limu dengan membaca.

No comments:

Chatt Bareng Yuk


Free chat widget @ ShoutMix