Pages

Wednesday 22 July 2009

Personifikasi Musuh (Iblis)

Pada masa kecil, saat ngaji ya sekitar umur 7 sampai dengan 15 tahun. Sering aku dengar dari guru ngaji bahwa musuh kita (umat islam) diidentikkan dengan orang orang kafir. Orang orang kafir dipersonifikasikan dengan orang yang jahat dan berteman makhluk bernama iblis. Sebagai orang beragama Islam, saya wajib menjadikan mereka adalah musuh besar. Bahkan kematian membela agama dengan jalan perang adalah suatu hal yang paling mulia. Tentu dengan tafsir mentah hal itu dulu saya terima.

Saat dewasa, kira-kira SMA kelas III, saya bertemu dengan seorang guru. Saya bertanya "siapa sih pak yang disebut kafir itu?"
"Yang disebut kafir adalah orang yang kufur, tidak bersyukur atau berterima kasih atas nikmat Allah"
"apakah semua orang kafir itu berkorelasi antara islam atau tidak?"
"Kafir adalah kata sifat. Dan manusia dengan segala macam kebodohannya kadang memudahkan persoalan demi kepentingannya"
"artinya?orang islam bisa juga kafir?"
"Memang ada yang bisa menjamin orang islam bebas dari kafir?"
Saat itu saya terdiam dan merenung apakah saya salah satu dari yang kafir. Jangan-jangan orang orang yang berbicara tentang kafir kafir dan kafir itu juga tergolong orang kafir.

Ingatan itu ternyata membawa kembali di sebuah ruangan mewah di lantai 17 bilangan Lapangan Banteng. Seorang sepuh yang tinggal sebulan lagi pensiun dengan kumis putihnya yang harus menerima gempuran pertanyaan konyolku, berucap dengan nada santai
"emang masih ada orang islam di Indonesia?"
"kok bilang gitu?"
"saat kemiskinan terjadi di jalan-jalan dan di depan mata, kita ramai ramai merayakannya"
"Tapi itu kan tidak bisa menjadi parameter keislaman rakyat kita"
"parameter apa lagi?kemiskinan dan korupsi yang diambang batas sudah terjadi kok"
kali ini pun saya harus berdiam diri, lha wong jika seorang yang menurut saya sudah haji dan mempunyai keilmuan secara mendalam masih menganggap islamnya belum sempurna.

Saya lihat berita seorang yang diduga muslim ekstremis membom para bule-bule. Ini cerita lama bahwa mereka butuh personifikasi musuh (iblis) dengan wajah bule-bule yang sangat berbeda budaya dengan mereka. Pun saya lihat berita elit politik yang satu menuding elit politik yang lain dengan latar belakang masalah BOM, dengan memberikan bukti intelijen. Dengan kasus yang sama manusia pun berbeda dalam personifikasi musuh (iblis) dalam dirinya masing-masing. Masihkah kita mau menjadi hamba-hamba iblis yang memang doyan memahat "tuhan-tuhan" untuk disembah dan membayangkan wajah wajah iblis untuk "dibunuh".

Nah pertanyaannya siapa yang mau membunuh KAFIR itu sendiri?

Perang terbesar adalah perang melawan hawa nafsu.

No comments:

Chatt Bareng Yuk


Free chat widget @ ShoutMix