Pages

Monday 16 June 2008

Alhamdulillah, anakku lahir juga

Setelah menanti dengan harap cemas, saya dikarunia oleh Allah sebuah titipan yakni Putri kami. Senin tanggal 9 Juni 2008 pukul 03.54 di kampung Mojosari, di bawah juluran kaki Penanggungan, istri saya Krisdina melahirkan di sebuah tempat rumah pribadi bidan yang juga digunakan praktik oleh bidan tersebut.


Iya, saya cemas karena kelahiran tersebut telat dua minggu dari yang direncanakan (27 Mei 2008). Oh ya satu lagi, saya tidak mendampingi istri saya sewaktu dia berjuang untuk melahirkan putri kami. Bukan karena saya tidak sayang lho. Tapi karena tugas dan tuntutan pekerjaan yang harus membuat kami berjauhan. Saya di Jakarta, dan dia sudah lima bulan saya pulangkan ke kampung halaman atas permintaan ibu mertua.

Tapi, sorenya pun saya membayar tunai kerinduan saya dengan naik pesawat untuk ketemu. Meski dengan kocek yang harus dipaksakan yakni seperempat gaji untuk membayar tiket langsung tanpa pemesanan sebelumnya. Itu pun saya kudu muter ke malang, padahal kampungku lebih dekat dengan surabaya. Hanya dikarenakan tiket Surabaya sudah habis dan jadwalnya malam2 (dan berakibat mundurnya kedatangan saya pastinya) sehingga saya harus rela muter2 ke Malang dulu. Tapi rasa lelah menunggu itu seolah hilang tatkala saya melihat seorang bayi kucil mungil.

Maria Kamma Shofia, nama bayiku. Ini pun ada cerita sedikit. Setiba di rumah mertua pas maghrib tiba, terlihat orang berkopiah dengan kumis tipis serta orang muda dengan kaos oblong. Pastinya saya tidak harus berpikir lagi menebak siapa dia. Karena dia adalah bapakku dan kakak iparku. Mereka sudah berbincang dengan mertua di beranda rumah dan bayi kecil ditimang-timang di tangan bapakku. Yup, saya datang dan acara sungkeman ala jawa pun berlangsung kurang dari satu menit.

Selingan obrolan ringan pun berlanjut setelah sholat maghrib berlangsung. Ternyata fokus bapakku ke sana selain kangen sama cucunya, juga memberikan wejangan prediksi jawa islamnya untuk memberikan nama. Wah tidak boleh 11 kecap kata ! terus tidak boleh keberatan !. Wah akhirnya sedikit perasaan tidak enakku muncul kepada Mertua, dan ini mengingat kejadian ini mirip dengan kejadian ketika mencari hari atau tanggal perkawinanku yang harus melalui dua sidang negosiasi alot macam perjanjian Helsinki. Tapi Saya harus bersyukur, kira-kira 10 menit muncullah guru sekaligus temanku. Dia belum mendengar pembicaraan tapi seolah-olah sudah mengerti masalahnya. Dia bilang masalah nama gampang. Memang sih sebelum saya datang ke rumah, sewaktu di bus kuning pasuruan-mojokerto yang membawaku ke terminal mojosari saya SMS dia untuk dibuatin nama. Akhirnya tak terjadilah perundingan yang kedua lagi. Dan setelah itu bubar acara keluarga dan itu artinya saya bisa kangen2an sama anakku. Beberapa jam setelah sholat isya' SMS masuk ke Hpku. Phonenamenya terlihat guru tadi. Isinya "maria Shofia". Akhirnya nama itu kusodorkan kepada Bapak Mertuaku. Dia pun menyetujui dan sembari menambahi satu yakni "kamma". Jadilah nama putri pertamaku "maria kamma shofia". artinya apa?. Nah jika ini saya bisa menjawab artinya putriku harus berjuang sendiri untuk menjelaskan arti namanya dengan berkorban untuk masyarakat.

No comments:

Chatt Bareng Yuk


Free chat widget @ ShoutMix