Pages

Showing posts with label Tulisan pendek. Show all posts
Showing posts with label Tulisan pendek. Show all posts

Monday, 16 June 2008

Alhamdulillah, anakku lahir juga

Setelah menanti dengan harap cemas, saya dikarunia oleh Allah sebuah titipan yakni Putri kami. Senin tanggal 9 Juni 2008 pukul 03.54 di kampung Mojosari, di bawah juluran kaki Penanggungan, istri saya Krisdina melahirkan di sebuah tempat rumah pribadi bidan yang juga digunakan praktik oleh bidan tersebut.


Iya, saya cemas karena kelahiran tersebut telat dua minggu dari yang direncanakan (27 Mei 2008). Oh ya satu lagi, saya tidak mendampingi istri saya sewaktu dia berjuang untuk melahirkan putri kami. Bukan karena saya tidak sayang lho. Tapi karena tugas dan tuntutan pekerjaan yang harus membuat kami berjauhan. Saya di Jakarta, dan dia sudah lima bulan saya pulangkan ke kampung halaman atas permintaan ibu mertua.

Tapi, sorenya pun saya membayar tunai kerinduan saya dengan naik pesawat untuk ketemu. Meski dengan kocek yang harus dipaksakan yakni seperempat gaji untuk membayar tiket langsung tanpa pemesanan sebelumnya. Itu pun saya kudu muter ke malang, padahal kampungku lebih dekat dengan surabaya. Hanya dikarenakan tiket Surabaya sudah habis dan jadwalnya malam2 (dan berakibat mundurnya kedatangan saya pastinya) sehingga saya harus rela muter2 ke Malang dulu. Tapi rasa lelah menunggu itu seolah hilang tatkala saya melihat seorang bayi kucil mungil.

Maria Kamma Shofia, nama bayiku. Ini pun ada cerita sedikit. Setiba di rumah mertua pas maghrib tiba, terlihat orang berkopiah dengan kumis tipis serta orang muda dengan kaos oblong. Pastinya saya tidak harus berpikir lagi menebak siapa dia. Karena dia adalah bapakku dan kakak iparku. Mereka sudah berbincang dengan mertua di beranda rumah dan bayi kecil ditimang-timang di tangan bapakku. Yup, saya datang dan acara sungkeman ala jawa pun berlangsung kurang dari satu menit.

Selingan obrolan ringan pun berlanjut setelah sholat maghrib berlangsung. Ternyata fokus bapakku ke sana selain kangen sama cucunya, juga memberikan wejangan prediksi jawa islamnya untuk memberikan nama. Wah tidak boleh 11 kecap kata ! terus tidak boleh keberatan !. Wah akhirnya sedikit perasaan tidak enakku muncul kepada Mertua, dan ini mengingat kejadian ini mirip dengan kejadian ketika mencari hari atau tanggal perkawinanku yang harus melalui dua sidang negosiasi alot macam perjanjian Helsinki. Tapi Saya harus bersyukur, kira-kira 10 menit muncullah guru sekaligus temanku. Dia belum mendengar pembicaraan tapi seolah-olah sudah mengerti masalahnya. Dia bilang masalah nama gampang. Memang sih sebelum saya datang ke rumah, sewaktu di bus kuning pasuruan-mojokerto yang membawaku ke terminal mojosari saya SMS dia untuk dibuatin nama. Akhirnya tak terjadilah perundingan yang kedua lagi. Dan setelah itu bubar acara keluarga dan itu artinya saya bisa kangen2an sama anakku. Beberapa jam setelah sholat isya' SMS masuk ke Hpku. Phonenamenya terlihat guru tadi. Isinya "maria Shofia". Akhirnya nama itu kusodorkan kepada Bapak Mertuaku. Dia pun menyetujui dan sembari menambahi satu yakni "kamma". Jadilah nama putri pertamaku "maria kamma shofia". artinya apa?. Nah jika ini saya bisa menjawab artinya putriku harus berjuang sendiri untuk menjelaskan arti namanya dengan berkorban untuk masyarakat.

Monday, 14 April 2008

surat untuk KPI (komisi penyiaran indonesia)

Perihal : Tayangan mama show indosiar dan audisi TPI serta tayangan sejenis di TV-TV lain

14 April 2008

Kepada YTH. Ketua Komisi Penyiaran Indonesia
Jakarta


Menindaklanjuti hasil diskusi di DetikForum > Politik & Peristiwa > Sosial Budaya > Mama Show Indosiar adalah Budaya Bangsa Tak Menghargai waktu, bersama ini kami sampaikan point-point yang kami anggap penting yakni :

1. Tayangan mama show indosiar (mama mia, super seleb dll) serta audisi TPI mempunyai jam tayang yang terlalu lama (kurang lebih 6 jam), hal ini ditakutkan akan mempengaruhi produktivitas masyarakat, Misalnya para juri vote lock yang banyak juga anak-anak yang setiap hari harus sekolah pada pagi hari, sedangkan waktu belajar dihabiskan untuk berada di Studio (antara jam 17.30 sd 23.30), Hal ini juga diikuti oleh kebanyakan pemirsa baik anak2 maupun orang dewasa;
2. Tayangan tersebut juga sering menontonkan bullying baik antara komentator dan presenter seperti cercaan fisik yang kurang baik untuk teladan untuk masyarakat khususnya anak-anak;

Dari point2 diatas, kami menyarankan kepada KPI agar :
1. Memberikan teguran kepada pemilik stasiun TV yang menayangkan acara mama show indosiar (mama mia, super seleb dll) serta audisi TPI dan sejenisnya di TV lain untuk :
a. Memperpendek jam tayang menjadi maksimal 2 jam saja;
b. Memberikan arahan ke presenter atau moderator untuk tidak melakukan bullying antara yang satu dengan yang lain;
c. Memindahkan acara2 tersebut bukan pada waktu jam belajar anak-anak di rumah (antara jam 18.00 sd 20.00);
d. Toleransi penayangan 7 jam pada malam minggu saja.

2. KPI diharapkan dapat membuat payung hukum yang jelas atas kasus-kasus diatas sehingga hiburan di TV tidak merugikan tingkat produktivitas masyarakat;

Atas perhatian dari Saudara, kami ucapkan terima kasih.


An Detikforum Thread Sosbud


ttd

Lisno Setiawan


Tembusan :
1. Menteri Komunikasi dan informasi;
2. Ketua Komisi I DPR RI

Thursday, 13 March 2008

Dhani adalah Petunjuk

Seluruh rakyat Indonesia pasti sering melihat sebuah cerita rumit dari percerian Dhani dan Maia yang dihadirkan melalui panggung infotaintment. Banyak pasti tanggapan dari seluruh masyarakat. Disini saya hanya mencoba mewakili dari perasaan seluruh rakyat Indonesia yang sudah muak dengan tayangan infotaintment yang pernah diHARAMkan oleh batsul matsaail Nahdlatul Ulama dan saya ambil fokus pokok modusnya adalah kasus Dhani dan Maia. Bagaimanakah tanggapan masyarakat Indonesia tentang berita itu?apakah peran infotaintment turut serta mendidik bangsa yang merupakan salah satu tujuan kita dalam berbangsa dan bernegara?

Saya hadirkan sebuah tanggapan masyarakat tentang berita ini :

1. http://forum.detik.com/showthread.php?t=8237
Lucifirst
Quote:
Originally Posted by mamypoko
Posisi Dhani di samping Mulan Kwok menimbulkan interpretasi liar, karena tiba-tiba Mulan menjerit pelan sesuai tangan Dhani bergerak ke arah badan bagian bawah mantan vokalis Ratu ini.
kadang terlalu dbesar2in britanya sm inpotainment...kan baru kira2 doank inpotainment d indo terlalu sadis, mrk secara sadar sebenernya menyakiti maia n anak2nya, suasana udah panas di tambah2in lg, dgn mengumbar, membumbui gosip2 baru demi meningkatkan oplah & rating acara.

*wartawan inpotainment berlaga jd detektip, pengen tau sedetil2nya...spt lg pd berharap bhw berita mrk slingkuh itu benar, klo blm ada bukti kuat, msh jg dicari2 buktinya sampe dapet pokonya!!...bahkan bukan lg cari2 bukti, tp bukti dicari2

2. http://forum.detik.com/showthread.php?t=8237&page=101
Puspita
Quote:
Originally Posted by malinkbego
dicabutin jenggotnya satu2 ama di sunat smp bersih pake pisau yg buat selai

Quote:
Originally Posted by t4nt3_m3mbl3
di panggang ampek gosong ,,abies tuh dah di kasih kucing aja

whuaduuh sadis2 amat, terus menurut kalian yang salah dari keduannya tuh siapa sih, mulan apa sidani?? emm ato jangan2 keluarnya sipinkan dari ratu juga gara2 mau dijadi'in istri barunya si dani, tapi g mau soalnya si pinkan g kegatelan kyk mulan dan masih memandang maia sebagai istri dani .


3.http://www.dewa19.com/forums/showthread.dewa?s=bac86aa0b4201b3c70854f6206e2681a&postid=174848#post174848
Dewalism
Quote:

Pesan asli oleh: m31na19
Sumpah.....mei baca curhatan ibuna dhani...mei nangis....baru kale ini mei baca forum mpe nangis.........BALADEWA SEMUA D MUKA BUMI HUKUM NA WAJIB TUK BERDOA SEMOGA MASALAH INI CEPET SELASAI........Tapi buat maia....kelakuan lo lebih buruk dari seorang Pel***r..........sory...gw dari sekian baladewa yg kecewa ma kelakuan kmu....INGAT DULU LO DI PUJA2 MA BALADEWA...TAPI SEKARANG????Ke laut aja deh lo

mei, sesama cewek pasti yg lo rasain sama dgn gw. Heran plus emosi krn ternyata ada cerita yg lebih besar dibalik semua sikap dan tingkah laku Mas Dhani. Gw sebenernya jg gak percaya, kalo gak sampe menyinggung harga diri Mas Dhani, pasti Mas Dhani gak akan mungkin semurka dan senekat ini. Krn justru Mas Dhani gw nilai adalah orang yg logis. Terbukti dia sukses jadi businessman. Makanya gw yakin bgt pasti ada sesuatu yg gak beres. Gw ikut sedih, krn kl gw pikir, mungkin semua sikap Mas Dhani selama ini ya letupan dr tekanan2 yg dia rasain. Krn kalo ud yg menyangkut mbak maia, Mas Dhani "lain" bgt.
sorry gw rada nafsu nulisnya, krn dr yg gw bs liat, emang jelas bgt indikasi Mbak maia yg gak baik. Kl mau cerai kenapa hrs memprovokasi Mas Dhani siy, apa mau nyeret Mas Dhani ke penjara seperti waktu ngelaporin Mas Dhani KDRT waktu itu, yg gak pernah kebukti (pdhal ud repot2 2 kali dan full rekayasa). Mas Dhani emang bkn orang suci, tapi tdk perlu jd orang suci utk ngelurusin hal yg terlihat "bengkok".
................................................................................................................................................................................
Temen2 baladewa yg baca thread gw ini, ga ada salahnya kan forum Mas Dhani (esp thread ini), ngomongin personal life bukan musik. Agak2 OOT emang. Tp mudah2an temen2 jg ngasih dukungan atw doa gitu. Soalnya gw prihatin bgt, dan ngeri jg kalo2 ada upaya2 yg gak bener buat Mas Dhani. Prihatin bgt. krn kl sampe ada yg aneh2 lg, kyk wkt "kasus" logo dulu, Gw pikir baladewa kudu BERKABUNG. Kl perlu ngirim protes by email or whatever ke info***nment2 itu. Soalnya si boss itu bawa2 ormas2 segala, yg ga ada kepentingannya. Aneh bgt.

DEWA emang bkn hanya Mas Dhani, tapi tanpa Mas Dhani gw pikir gw bakal kehilangan "hawa baik" yg selalu ada di musiknya DEWA.
--------------------------------------------------------------------------------------

Dari ketiga pernyataan diatas, saya mencoba untuk menyimpulkan dari kasus Dhani dan Maia dari pernyataan diatas :
1.Muak, bosan
Masyarakat sudah dibuat muak dan bosan dengan pemberitaan infotaintment yang berulang-ulang di setiap episode. Mereka juga menilai bahwa infotaintment terlalu hiperbola dalam menyampaikan suatu berita sehingga hal ini kurang baik bagi masyarakat yang ingin mendapatkan hiburan dari media tersebut;
2.Sadisme
Masyarakat diajak berbuat sadisme oleh infotaintment, hal ini karena infotaintment menyampaikan berita dengan nada emosi yang berlebihan sehingga membuat sesorang dapat hanyut dalam kesedihan dan kebencian yang sangat dalam. Sebuah pendidikan logika yang dialamatkan sebagai basis pemikiran ilmiah sangat jarang ditemui dalam infotaintment. Seseorang akan diseret untuk membenci sebuah tokoh dan mencintai tokoh yang disodorkan dengan panggung tersebut. Padahal kita semua tahu istilah nobody is perfect, dan kesalahan seseorang itu adalah salah satu hal yang sangat manusiawi.
3.Kecenderungan pelanggaran Hak
Kecenderungan diatas adalah masih perlu diteliti oleh komnas HAM. Saya sampaikan diatas karena semua manusia membutuhkan privacy. Semua manusia pasti membutuhkan tempat dan waktu untuk melakukan penelaahan atas kesalahan yang pernah dilakukan. Manusia juga membutuhkan jeda untuk mengumpat dan meredakan emosi tanpa harus menyakiti orang lain. Semua orang butuh untuk dihormati.Warga negara yang baik adalah warga yang bisa menghormati asas praduga tak bersalah sampai sebuah kesimpulan hukum dapat diambil.

Semoga Dhani menjadikan kita semua mendapat petunjuk sehingga kita dapat memberikan "secangkir teh hangat" bagi manusia lain atas pestanya sebagai sesama insan. Bukan manusia yang beringas yang siap menerkam mangsa yang lemah. Atau kita memang telah menjadi bangsa yang berbudaya bar-bar dan tidak beradab lagi?

Monday, 3 March 2008

Sarjana Ekonomi

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Sarjana dalam muasal kata berarti orang yang pandai. Jadi sebenarnya seorang sarjana harus menjadi gambaran yang lengkap tentang orang yang berwawasan luas dan intelektual. Nah intelektual makanan apa lagi tuh?

Pernah saya dengar celetukan dari seorang jamaah tablighyang berjubah yang diarahkan kepadaku waktu berada di masjid, dia berkata begini ”Banyak sarjana ekonomi di negara ini, kok negeri ini masih krisis saja”. Saya pun jelas terkena sentilan yang memerahkan telingaku. Pertanyaan ini jelas gampang-gampang susah untuk dijawab. Akhirnya saya pun menjawab sekenanya saja ”Orang sejak lahir itu sudah mengenal ilmu ekonomi, sedang sarjana ekonomi itu hanya belajar tentang teorinya saja, jadi semua orang itu makhluk ekonomi. Jika kita masih krisis ya karena kita semua memang pada dasarnya tidak produktif”. Dia pun terlihat kurang puas dengan jawaban tersebut, tetapi memilih diam daripada melakukan perdebatan lagi. Dan saya pun mencoba untuk ngobrol lebih manis lagi.

Sebenarnya dalam hati saya ketika mendapat pertanyaan itu, saya mau menjawab ”Nah pertanyaan itu yang belum juga bisa saya jawab”, berhubung saya sarjana ekonomi kan harus membela korpsnya, bukan begitu?. Masak sudah ada ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia), saya tidak kompak, wah malu-maluin saja. Aku pun mencoba berpikir dengan statistika pertumbuhan ekonomi kita yang terus meninggi tetapi kemiskinan dan pengangguran pun ikut meninggi, lalu aku mencoba menjadi pengamat ekonomi dalam diriku sendiri dengan berbicara trickle down effect untuk diriku sendiri. Belum saya dapat jawabnya. Aku baca De Soto semakin kabur bayanganku. Dan ternyata aku lebih setuju pada Stligitz. Menurut dia bahwa Globalisasi memang menimbulkan penyakit yang akan mengorbankan sektor riil, dan negara harus melakukan proteksi. Nah disinilah yang membuat negaraku (yang pada SD dulu diajari ) adalah negara agraris menjadi negara para fakir miskin.

Pada tahun 2007 akhir, saya pulang kampung. Saya pun mendengar cerita senang-haru. Bingung kan?senang karena banyak warga yang bahagia mendapatkan uang, hasil dari gusuran sawahnya yang akan dibuat pabrik minuman teh botol Sosro. Nah harunya, ketika saya tanya ”kalau tidak ke sawah kerja nopo Pak?”, Beliau menjawab ”Ya kerjo sak onone nak. Dadi kuli bangunan inggih mboten nopo-nopo, kan damel tumbas lauk mawon. Beras pun diwenehi pemerintah dugi sembako niku (Ya kerja apa adanya nak. Jadi kuli bangunan ya tidak apa-apa, kan Cuma buat beli lauk saja. Beras sudah dikasih sama pemerintah dari sembako).

Jelas sudah aku pun menjadi heran. Waduh begini ternyata yang membuat negaraku remuk redam menghadapi krisis ekonomi plus pangan bertubi-tubi. Pembelian sawah untuk kebutuhan pabrik yang mengandalkan mesin-mesin, membuat lahan pertanian berkurang dan menimbulkan pengangguran baru bahkan menjadikan anak cucunya kehilangan salah satu mata pencaharian warisan sebagai tani. Tani adalah suatu mata pencaharian yang paling mulia dan paling dimarginalkan oleh negara kita sampai detik ini.
Belum selesai cerita itu, saya pun mendengar cerita kakakku di PHK oleh pabrik kertas terkenal di Indonesia karena pabrik sedang inefesiensi. Nah sebagai sarjana ekonomi aku jelas mendapatkan ujian berat daripada yudisium untuk mengatasi masalah ekonomi keluarga dulu. Akhirnya kakak saya mempunyai ide untuk membuka toko kecil-kecilan di desa terpencil. Dan jelas kita pun mengumpulkan dana kecil untuk memulainya. Alhamdulillah, usaha kakak saya mulai lancar.

Sesampai di Jakarta, saya masih berpikir tentang sawah-sawah yang hijau pada waktu kecil dulu akan berubah menjadi sebuah pabrik dengan kebisingannya. Ditambah lagi nasib Cak Durokim, Cak Dulmanan dan lain-lain akan menjadi kuli bangunan dan mengemis beras sembako. Mereka tidak tahu bahwa suatu saat Pemerintah bisa saja menghentikan pemberian sembako karena lebih mementingkan masalah ekonomi yang lain. Sampai berapa lama mereka bertahan dengan uang gusuran puluhan juta yang zaman sekarang hanya dapat untuk beli 2 (dua) motor saja. Bayangan suram semakin mendekat ketika melihat Metro TV menayangkan kenaikan harga-harga.

”Banyak sarjana ekonomi di negara ini, kok negeri ini masih krisis saja” kata itu kembali terngiang di telingaku.

Thursday, 28 February 2008

Telaga Sarangan

sarangan

Telaga sarangan, tulisan tersebut terpampang setelah mendaki gunung Lawu dengan tanjakan yang dahsyat dan mengumbar detak jantung untuk push up. Ya begitu sampai di Telaga Sarangan, kita disambut tiupan angin yang kencang. Wah badai pikirku. Dasar Orang kota yang katrok, mana ada badai di danau dekat gunung. Oh ternyata itu adalah angin Gunung Lawu. Anginnya cukup dingin dan menebar rintik air telaga sarangan.

Setelah itu berfoto-foto ria, dan salah satu hasilnya diatas, kita mencari yang anget-anget. Bersama rekan2 serombongan yang sebenarnya mau kondangan ke Madiun mencari anget-anget.

Akhirnya di belakang pos jetski dan bebek air, ditemukan warung sate kelinci. Sate kelinci, mendengar namanya pasti enak dan gurih kan hehehe.

Nah kami pun makan sate kelinci diiringi teh dan kopi hangat. Setelah itu, kami pun melanjutkan perjalanan madiun.

Thursday, 21 February 2008

Srikaya

srikaya
Anugerah yang diberikan kepada bangsa Indonesia salah satunya adalah diberinya buah-buahan yang segar dan unik. Nah diantara buah-buahan tersebut ada yang bernama srikaya. Seperti anda lihat sendiri srikaya berwarna hijau dengan tonjolan kecil-kecil. Jika sudah masak harum aromanya.

Makan srikaya ada teknik tersendiri. Pertama, belah pelan-pelan buah srikaya menjadi dua. kedua, siapkan sampah untuk biji-bijinya, ketiga, nikmati srikaya, keempat kumpulkan biji di tempat yang tersedia karena biji srikaya dapat dibuat untuk alat bermain dakon (bahasa jawa).

Selamat menikmati..

Tuesday, 19 February 2008

Detikforum, Sebuah teror psikologi yang indah

Ketika pertama kali bertemu dengan produk baru detik forum, kesan saya adalah ini pasti rubrik interaktif komunitas pembaca setia situs detik.com yang mencoba untuk kurang lebih meniru situs kaskus.com. Namun yang lebih menarik bagi saya adalah ketika saya mencoba masuki dan membaca isi detikforum pertama kali di thread gosip tentang selebriti yang berhubungan dengan narkoba yang diposting oleh inisial Ny. BT sungguh membuat saya waktu itu tercengang. Bagaimana Ny. BT dengan list dan keterangan-keterangan menempatkan sejumlah artis beken sebagai daftar penikmat, pengonsumsi dan broker Narkoba. Sebuah media yang benar-benar membuka berita yang dilontarkan bukan oleh wartawan dan langsung ditulis oleh pembaca membuat bahasa lebih singkat dan tidak membosankan untuk dibaca.

Akhirnya saya mencoba untuk register ke dalamnya dengan ID Zetya1. Saya mencoba mengikuti gaya penulisan seperti rekan-rekan di thread ini. Ya santai dan kadang juga berdiskusi mengenai tema-tema yang tersaji. Yang saya senangi adalah politik, surabaya, love, sepakbola dan tentunya gosip (yang satu ini saya hanya sebagai pembaca karena menu thread yang lucu-lucu).

Kejadian menarik dan sedikit membuat saya berpikir keheranan terjadi pada Jumat, 15 Februari 2008 dimana saya posting di rubrik ”ipar SBY banyak yang menjadi pejabat” ketika itu saya berposting begini ”Tradisi di Indonesia adalah mirip semacam kongsi china. Menurut mochtar lubis, sosiolog, bangsa indonesia tergolong munafik, sehingga sulit untuk bersikap profesional. Hal inilah yang mendasari sikap beberapa elit. Misal SBY menempatkan kakak ipar sebagai ketua umum Partai Demokrat, Megawati dengan menempatkan suami sebagai dewan pembina PDI, Gus Dur dengan menempatkan anaknya menjadi sekjen PKB, dan lain-lain. Tetapi hal itu juga memungkinkan dikarenakan faktor kepercayaan dan komunikasi politik yang dimaui oleh yang bersangkutan. Namun jika sudah masuk ranah militer seharusnya hal itu tidak dilakukan,karena hal ini sangat merusak tatanan militer yang seharusnya independen dan tidak bersinggungan dengan partai politik.”. Namun ternyata postingan tersebut ditimpali dengan nada keras, dan akhirnya debat kusir yang kurang pantas dan sedikit teroris dari ID uniquepro berlanjut agak lama dan dia juga dibantu oleh ID Seageat. Karena menurut saya diskusi sudah tidak sehat maka saya mencoba untuk keluar dan membuat salam perpisahan di thread ini. Aku pun beralih untuk menulis di thread lain dan bergabung dengan komunitas detikforum yang lain.

Pada Senin, 18 Januari 2008 saya penasaran dan membuka detikforum dengan thread judul diatas. Nah ternyata saya menjumpai biografi saya dibeberkan di thread ini (tanpa ada permisi sebelumnya) ditambah dengan komentar yang sangat mengecewakan dari ID uniquepro. Memang sebelumnya saya beri signature di account detikforum milik saya : Salam Damai, lisnosetiawan.blogspot.com, tujuan agar kita bisa melakukan site exchange dan dapat bersilaturahmi antar anggota. Ternyata tidak sampai disitu, ketika saya membuka blog saya dan saya baca sebuah komentar begini bunyinya ” Saya baca postingan anda di DF memalukan orang Jawa Timur saja anda.........ingat anak istri anda anda sudah melempar fitnah” aku pun membalas di detikforum saya kirim private messagenya dan meminta maaf ” alam,

Sebenarnya saya gk pernah melemparkan fitnah, data-data tsb adalah dari potongan pembicaraan zaenal maarif yang saya dapat dari jenderal purn M di kalibata rumahnya. (tentang hal private SBY, itu gk penting bagiku)

Saya tidak ada niatan untuk mencari keuntungan di dunia politik karena saya bisa hidup tanpa di dunia politik. Cuma saya hanya kasihan melihat banyak orang yang miskin di daerah jawa timur (saya tahu karena sering bolak balik jakarta mojokerto). Berapa juta saya habis demi rakyat jelata yang termaginalkan kebijkan publik (penggusuran sawah menjadi lahan industri dengan tanpa melihat faktor ekonominya).

Perjuanganku tidak bisa saya tuliskan disini. Saya telah berjuang untuk Bapak SBY, aku telah hampir mati membendung strategi mega pada pemilu kemarin (tanya ke Bpk Hayono Isman "apakah pernah ada orang yang berbicara tentang "High magical politic" atas nama Bambang Agus H. Tapi mengapa SBY mau dipermainkan oleh aburizal bakrie dan jusuf kalla. Lihat contoh jelas Lumpur Lapindo. Surat, berpuluh-puluh surat tanpa ada balasan ke SBY. Padahal demi Allah saya tidak ada cari duit seperserpun dari politik.

Jika anda mau todongkan pistol dan bunuh saya, siap sangat siap. Anak istri saya urusan Allah. Alamat saya dan HP lengkap. Tapi cuma satu, nasib rakyat tolong diperhatikan.

Mohon maaf jika kata-kataku kasar
__________________
Salam Damai,
http://lisnosetiawan.blogspot.com

Tetapi ternyata ID uniquepro tidak bisa sekedar bersilaturahmi dan meminta maaf. Namun saya dapat memakluminya dan memaafkannya dan berdoa semoga dia diberi pencerahan untuk melakukan hal tersebut.

Kurang lebih satu menit saya search ke index di thread Politik : Tokoh, dimana nama-nama semua tokoh politik ada disitu, kok ada yang aneh pikirku. Ternyata memang benar, di list tersebut nama SBY tidak tercantum lagi. Dan saya pun cari di thread politik lain yang memuat tema tentang SBY, dan memang hilang semua. Saya tidak mengerti apakah ada kesalahan teknis dari administrator atau apa. Tapi memang demikianlah yang telah terjadi. Demi menghilangkan perasaan curiga atau hal yang tidak-tidak, akhirnya saya pun tidak lagi memusingkan tentang hal tersebut lagi. Dan akhirnya dalam hatiku hanya berkata ”oh sungguh ternyata detikforum adalah sebuah teror psikologi yang indah”.

Monday, 18 February 2008

Suara Merdu Van Semarang

Photobucket
“Semarang kaline banjir, …jangkrik genggong”itulah sedikit bait yang terlantun dari seorang sinden Jawa di sebuah resto makanan khas Jawa bernama Nasi Timlo di daerah Semarang. Jika anda berjalan di sekitar Pantura Jawa anda akan menemui resto ini. Sinden (yang selanjutnya saya sebut sebagai penembang) di resto ini dilakoni oleh beberapa orang yang sudah uzur dengan memakai seragam khas Jawa Tengah.

Musik yang dimainkan dengan alat musik gamelan ini begitu mengalun dan memberi rasa adem pada sanubari para penikmat makanan di resto tersebut. Para penembang dapat melakukan request dari para penikmat makanan dengan hanya memberikan beberapa lembar uang ribuan dan menyebutkan lagu apa yang dinikmati. So pasti lagu yang berbahasa Jawa yang hanya dilayani, tetapi tidak menutup kemungkinan lagu kenangan tempo dulu yang berbahasa Indonesia. Asal tidak minta lagunya Dewa 19 saja hehehe.

Keriput, adem dan ironi. Kesan itu yang ada ketika saya melihat para penembang Jawa di resto tersebut. Ironi dikarenakan penembang yang rata-rata berusia tua tersebut harus menembang lagu-lagu saban hari hanya untuk imbalan beupa uluran tangan orang yang belalu lalang di sebuah resto tersebut. Perjuangan kesenian yang tak lekang oleh jaman ditengah-tengah hirup pikuk musik modern dan juga menyeruaknya alat canggih patut menjadi nilai tersendiri bagi para penembang tersebut. Pahlawan-pahlawan kesenian ini pun tidak pernah masuk dalam list artist atau selebriti Indonesia meskipun mereka telah bertahun-tahun mengabdi di bidang kesenian. Mungkin juga hanya sedikit kita yang tahu bahwa mereka pun bertaraf hidup yang sangat jauh dibanding artis atau selebritis kita yang bercokol di dunia hiburan.

Pencanangan ”Visit Indonesia Year 2008” yang menelan biaya triulanan rupiah ternyata tidak dapat menyentuh baik wisatawan maupun pelaku wisata. Pelaku wisata yang menjaga bentuk keindahan alam seni Indonesia dalam jiwa hidupnya tidak pernah menjadi subjek yang dapat menentukan nasibnya secara mandiri. Bagaimana tidak, seperti para penembang jawa di semarang ini, mereka selama ini membutuhkan keikhlasan dari swasta seperti pemilik resto Nasi Timlo untuk dapat sekedar menggelar geladak sebagai tempat ngamen saban hari. Sedangkan Pemerintah pun tidak pernah memberikan nilai plus bagi pengembang seni ini seperti sebuah penyanyi pop rock sekarang. Mungkin kita hanya bisa berharap bahwa budaya daerah tidak tergerus dan hilang dari peredaran. Secercah harapan salah satunya berasal dari sedikit penggemar musik daerah yang ada dan sudah pasti para penciptanya.

Bukankah wisatawan asing akan lebih tergoda bertanya ”Apa dan Siapa Indonesia?”, mereka tidak akan pernah tertarik untuk mendegar musik modern yang notabene orang asing (negeri barat) yang menciptakannya. Adalah suatu keanehan bagi mereka jika dapat melihat sebuah tembaga besar bernama Gong, dan alat musik lain seperti siter, bonang dapat mengeluarkan nada yang berirama indah dan harmoni disertai juga dengan suara vokal yang mengandung cord yang sangat sulit. Dan pastinya pada saat itu mereka akan bilang ”Inilah Indonesia”.

Sebuah odyssey seni ternyata akan menjadi jalan akhir bagi perjalanan mereka di dalam kesenian. Mereka tidak pernah berobsesi masuk dapur rekaman dan publikasi diri. Mereka sangat adem dengan ”dunianya” yang hanya ingin menghibur para penggemarnya sepuas hati. Malam kian malam, dan adem sekali suasana itu mengiringi lagu Bengawan Solo. ”Mata airmu dari Solo....”

Panorama Yang Tidak Ramah

Gambar orang umuran setengah baya dan berkopiah hitam disertai senyuman manis mengembang terpajang hampir disepanjang jalan Pantura Jawa. Sungguh pemandangan yang tidak aneh bagi Orang Indonesia pada akhir-akhir ini, dengan demam Pilkada. Entah bagaimana perasaan orang lain melihat panorama itu, mungkin ada yang senang dan termasuk golongan ini pastinya para simpatisan calon tersebut, dan mungkin juga ada yang kurang senang dan kemungkinan ini berasal dari golongan calon lawannya, dan kemungkinan juga ada yang bosan. Nah saya termasuk golongan yang terakhir. Golongan orang yang bosan.

Mengapa kita bosan?Pertanyaan ini bisa dijawab dengan analogi mudah : ada seorang anak laki-laki kecil yang juga anak orang kaya menangis karena merengek untuk ikut bermain petak umpet bersama teman-teman kampung sebayanya meski setiap hari dicekoki dengan mainan mobil-mobilan yang terbaru. Ketika ditanya mengapa kamu ingin bermain bersama anak-anak kampung itu, dia jawab habis saya bosan main mobil-mobilan terus kan asyik main rame-rame.

Dari analogi anak kecil diatas kita bisa melihat pelajaran bahwa kita mempunyai suatu tingkat kebosanan terhadap suatu hal. Dalam hukum Goosen juga disebutkan mengenai tingkat kepuasan manusia. Tetapi kali ini saya tidak membahas hal itu. Kali ini saya hanya membahas bagaimana suasana kebosanan dari orang-orang yang melihat panorama pilkada yang ada.

Fenomena Pilkada diatas hanyalah sebuah produk imitasi dari Pemilu yang terjadi sebelumnya. Sebuah produk politik yang bernama pencitraan ini sungguh menjadikan seseorang calon sebagai idola yang sangat sempurna, bahkan tanpa cela. Berkopiah hitam adalah berarti religius, senyuman berarti ramah terhadap semua rakyat (jauh dari kesan sombong). Sungguh pencitraan ini sangat pas sebagai strategi untuk menarik massa pada negara yang rakyatnya sangat ramah dan mengutamakan sentimentil publik. Bahkan ada suatu joke, jika ingin menjadi Pemimpin di RI maka kita harus ”dianiaya” terlebih dahulu sehingga masyarakat merasa kasihan pada kita.

Kunjungan para wisatawan dalam negeri sungguh akan sangat bermakna jika panorama tersebut berubah menjadi hiburan yang merupakan tujuan kegiatan berwisata itu sendiri. Ada baiknya perusahaan partai politik membuat produk yang lebih bervariatif. Ada baiknya produk politik memberikan rakyat untuk lebih pandai dan rasional tidak terfokus pada ”gantengnya” si calon. Seperti pemberian moto kampanye yang bernuansa kedaerahan itu belum pernah dilakukan oleh perusahaan yang bersaham suara rakyat di negara ini. Dan yang paling penting pemasangan iklan dan bendera selayaknya tidak berada dan sembarang tempat dan tidak di masa kampanye. Saya yakin orang semarang akan lebih senang melihat bendera PSIS Semarang daripada melihat bendera parpol yang berlalu-lalang di jalan-jalan dengan sangar.

Wednesday, 13 February 2008

Dunia Mung Segodhong Kelor

Kuinjakkan kaki dengan perlahan setelah hampir dua belas jam naik kereta Gumarang yang membawaku dari Jakarta menuju Surabaya. Selaksa kembali ke masa kecil, aku senyum simpul begitu melihat pemandangan Pasar Turi yang masih sedikit tersisa kejayaan historynya meskipun mulai pudar diterjang hilir mudiknya mikrolet dan kendaraan pribadi yang ada.

Suatu ritual juga apabila saya datang di stasiun ini adalah bertemu dengan Mbok Meduro yang jualan nasi kucing ala suroboyo. Nasi kucing adalah nasi setengah porsi piring ditambah dengan lauk tahu tempe ditambah sambal “bajak” yang lumayan pedas menggelitik lidah. Kumakan perlahan-lahan beserta seduhan minuman teh hangat. Begitu Mak Nyuuus (pinjam istilah Mas Bondan Prakoso).

Sehabis membunuh rasa laparku dengan nasi kucing aku pun berjalan menuju jalan depan Stasiun Pasar Turi untuk naik mikrolet yang menuju Stasiun Jayabaya. Terlihat olehku, mikrolet bewarna hijau dengan tulisan Jayabaya-Ps Turi . Bergegas saja, saya melambaikan tangan kanan (tanda menyetop mikrolet) dan bertanya “Mudhun nang bus Mojokerto, isok gak mas? (Turun di bus Mojokerto, bias gk?). Sopir pun bilang “isok mas” (bisa mas). Tanpa aku sadari, orang berbaju merah yang duduk di pinggir sopir berteriak “les, les”. Aku pun menoleh, oh ternyata dia adalah koncoku plek (teman karib) yang bernama Dodik.

Aku pun kaget “lho raimu kok nang kene (sembari cepat duduk di sampingnya dan membenarkan letak tasku yang kebetulan makan tempat banyak). Dia pun menyahut “iyo rek, aku kentekan tiket terus aku bayar satpam, terus karo dheweke diwenehi bangku nang restorasi sing jatahe pegawai KA. Wah enak tenan main isok PS karo mangan ping telu (iya, aku kehabisan tiket terus bayar satpam , lalu sama dia diberi bangku di restorasi yang menjadi jatah pegawai KA. Wah enak banget bisa main PS dan makan tiga kali).

Ternyata benar kata orang Jawa “dunya iku mung segodong kelor” (dunia cuma sedaun kelor). Begitu jauhnya kita pergi, masih saja kita akan bertemu tentang masa lalu kita entah teman atau peristiwa yang sama. Hikmahnya adalah bagaimana kita bisa melangkah lebih maju berkompetisi dengan waktu. Jika dunia selaksa daun kelor , maka Rahman Ilahi begitu luas tak berbatas. Dan akhirnya terdengar kerto….kerto…tandanya sedikit lagi aku akan bertemu keluargaku dan istriku tercinta……..

Chatt Bareng Yuk


Free chat widget @ ShoutMix